Menjadi Guru Tamu di SMA Taiwan
- R. B. Sukmara (Author)
- 10 Okt 2018
- 9 menit membaca
Diperbarui: 6 Sep 2023

14 Mei 2018, saya berkesempatan untuk merasakan bagaimana menjadi seorang guru SMA di Taiwan. Ini adalah kesempatan yang langka buat saya, karena yang ini sedikit berbeda, terutama muridnya. Memang sih, bukan sebagai guru "sungguhan", tapi feelnya cukup membuat adrenalin terpacu, selain karena ini adalah pertama kali saya harus mengajar dengan "full english" dan juga membawa nama baik negara. Jika saya salah memberikan informasi, bisa merusak nama baik negara, hehe.
Pada kesempatan kali ini Saya datang sebagai guru tamu disalah satu sekolah negeri terbaik di Taoyuan County, Taiwan, namanya National Neili Senior High School (Sekolah Menengan Atas Negeri Neili) yang berlokasi di Zhongli Distric, Taoyuan County. Namanya salah satu sekolah terbaik, tentu sekolahannya sangat besar, keren dan tentu fasilitasnya kece punya.
Sebelum saya ceritakan bagaimana proses mengajar disana, saya akan ceritakan dahulu bagaimana saya mendapat kesempatan unik ini.
Awalnya saya melihat informasi tentang hal ini dari postingan teman saya di Facebook Group. Dari pengumuman yang saya baca, saya memperoleh informasi berupa sebuah program yang digagas oleh mahasiswa dan alumni dari National Normal University Taiwan yang bernama The World in Your Classroom (TWIYC). Sebuah program sukarela (volunteering program) semacam Kelas Inspirasi (KI) kalau di Indonesia. Namun disini agak sedikit berbeda, jika Kelas Inspirasi menyasar anak-anak pada level Sekolah Dasar (SD), sedangkan TWIYC menyasar siswa-siswa dilevel SMP dan SMA. Jika ditinjau dari goalnya pun cukup berbeda, jika KI dimaksudkan untuk memberikan sebuah gambaran baru tentang cita-cita dimasa depan kepada para siswa, sedangkan TWIYC lebih berfokus kepada menghubungkan para orang-orang asing (non Taiwanese) dengan para siswa mengenalkan budaya di dunia dan tentunya agar siswa dapat memperlancar proses belajar berbahasa Inggris.
Program ini terbilang unik, karena kita sebagai pemateri berkesempatan untuk mengenalkan dan mempromosikan negara dan budaya asli dari masing-masing negara asal pemateri. Pada kesempatan kali ini, saya bergabung dengan pemateri-pemateri lain yang berasal dari negara yang berbeda-beda seperti, Thailand, Filipina, India, Vietnam, Jerman, Amerika Serikat, Columbia, Pakistan, Ethiopia, Perancis, Singapura dll. Kesempatan ini pun tidak saya sia-siakan untuk membawa dan mengenalkan Indonesia kepada para siswa. Materi yang saya siapkan berisi tentang profil negara Indonesia, budaya, makanan dan yang utama adalah pariwisatanya.
Untuk mengawali kelas, saya menampilkan gambar saudara-saudara kita dari Papua, dan saya menanyakan dari manakah mereka berasal?. Para siswa pun serentak menjawab "Afrika", dan saya hanya tersenyum sambil berkata, kalian salah, mereka dari Indonesia, dan disambut dengan suara "wooaaaa". Selanjutnya saya coba untuk memberikan semacam kuis kecil dengan hadiah gantungan kunci tradisional yang saya bawa langsung dari Indonesia (Balikpapan). Kuisnya adalah menunjukkan dimana lokasi Indonesia di Peta Dunia. Dan.... hasilnya adalah tidak ada yang benar (mungkin negara kita kebesaran kali ya). Banyak dari mereka hanya menunjuk salah satu pulau yang ada di Indonesia, dan bahkan ada yang menunjuk ke Malaysia.
Setelah pemanasan kelas, saya mulai masuk ke materi inti, yaitu mengenalkan Indonesia beserta budaya dan pariwisatanya. Banyak hal unik yang terjadi saat saya menjelaskan tentang Indonesia dan budayanya kepada mereka. Disini saya menjelaskan profil negara Indonesia, budaya-budaya yang ada, mulai dari pakaian adat, tradisi, makanan (seperti rendang, bakso, nasi goreng, tempe penyet, pecel dan nasi kuning) dan yang paling utama adalah Pariwisatanya. Saya menunjukkan betapa megahnya Borobudur dan Prambanan, indahnya Bali, kerennya diving di Derawan dan Raja Ampat.
Berbagai expresi mulai dari bingung, takjub dan meresa aneh dengan budaya kita sebagai Orang Indonesia. Sebagai contoh ketika saya menjelaskan tentang budaya "Saliman" dan "Sungkem" (Indonesian traditional handshake). Saya mengatakan bahwa budaya ini adalah bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua dari kita atau kepada guru kita, dan respon mereka adalah "it's weird", hehe. Selanjutnya, saya menjelaskan bahwa menggunakan pakaian seksi itu tidak umum dan masih dianggap tabu, meskipun itu dipantai. Dan mereka merespon "how can you did not wearing bikini on the beach?". Dan selanjutnya, ini yang paling membuat mereka geleng-geleng. Saya jelaskan bahwa Indonesia hanya mengakui 6 (enam) Agama resmi yang diakui pemerintah, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu dan Konghuchu. Sambil sedikit bercanda, saya mengatakan "jika kamu tidak termasuk salah satu dari penganut agama itu, kamu tidak boleh tinggal di Indonesia", hehe. Dan mereka pun terheran-heran.
Setelah 2 jam saya memberikan materi (saya mengisi di 2 kelas, dan durasinya 1 jam per kelas) akhirnya berakhir sudah tugas saya sebagai "Guru Dadakan" di SMA ini. Sebelum saya kembali ke kampus, saya sempat bertemu dan ngobrol-ngobrol singkat dengan guru yang bertanggung jawab pada kelas yang saya ajar (Mrs. Hui-Jing (許čč) dan Mrs. Elaine)). Saya sedikit mengobrol tentang bagaimana sistem pendidikan SMA di Taiwan. Sebenarnya sih hampir mirip-mirip dengan di Indonesia, yaitu ada pembagian IPA (science) dan IPS (Sosial) dan hampir rata-rata sekolahan di Taiwan sifatnya fullday school. Dan sebelum mengakhiri semua aktivitas seru di SMA ini, saya mendapatkan beberapa kenang-kenangan dari SMA ini dan tantunya tak lupa untuk sesi foto bersama.
Mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan untuk aktivitas disekolahan. Selanjutnya kita beralih ke cerita penutupan dari acara ini, yaitu closing ceremony dari pengurus TWIYC. Acara penutupan dilaksanakan di Horison Inn yang berlokasi didekat stasiun MRT MRT NanJing Fuxing, Taipei. Karena kebetulan hari itu saya dan 2 orang teman saya ada agenda jalan2 ke daerah Tamsui River, jadi setelah dari sana langsung menuju TKP menggunakan MRT. Sesampainya disana ternyata acara sudah dimulai (agak telat dikit, hehe), tapi tak apalah. Karena di acara ini kita berkumpul dengan "guru-guru dadakan" yang berasal dari negara lain, jadi kami memutuskan untuk berganti kostum dulu. Yap, kostumnya adalah Batik andalan yang sengaja dibawa dari Indonesia, hehe.
Setelah kostum berganti, dan sedikit semprot-semprot parfum, kami pun siap untuk bergabung diacara penutupan. Dan didalam sudah tersedia berbagai makanan, tapi sayangnya tidak semua makanan bisa kami cicipi, karena khawatir mengandung Babi. Alhasil, kami hanya memakan cake, buah dan beberapa seafood (hik..hik..). Selama acara kami coba membaur dengan "guru-guru" lainnya, saling berkenalan, dan bercerita ngalor-ngidul. Selain itu, panitia juga sudah menyiapkan sebuah game kecil. Game ini harus membuat sebuah kelompok yang berisi 5 orang dan nanti akan menebak pertanyaan seputar budaya yang berkaitan dengan negara asal dari seluruh "guru dadakan". Awalnya tim kami masih bisa mendulang poin, namun apa daya, kami membuat blunder dan membuat semua poin kami hangus (hu...hu..).
Setelah game selesai, maka selesai pula kemeriahan malam itu, dan sebelum mengakhirinya, maka ritual wajib yang harus dilaksanakan, yaitu foto bersama, Yeay...yeay...
Semoga tahun depan saya bisa berpartisipasi kembali di acara ini.
______________________________________________________________________________________________________________________________
English Version
May 14th, 2018, I had an opportunity to feel how became a High School teacher in Taiwan. This is a valuable opportunity for me because it had a little bit different, especially the students. Indeed, it was not a real teacher, but the feeling made my adrenaline stimulated because it was the first time I have to teach with "full English" and bring my national pride. If I made a mistake, it will break my national pride.
In this chance, I came as a Guest Lecturer in one of the best Senior High School in Taoyuan County (Taiwan), the school name is National Naili Senior High School located in Zhongli District. This is the best school, of course the school is huge, cool and it has complete facilities.
Before I tell the complete story when I teach there, firstly, I will tell how I can get this special opportunity.
Firstly, I shown the information about this event from the post of my friend in the Facebook group. From that announcement, I get the program information developed by student and alumnae of National Taiwan Normal University (NTNU) named The World in Your Classroom (TWIYC). The voluntary program similar to Inspiration Class (Kelas Inspirasi) in Indonesia. However, its little bit different. If the Kelas Inspirasi be intended to Elementary student for giving new perspective about goal of life, whereas TWICY will focus on connecting foreign people in Taiwan to Taiwanese student for introduce the world culture from native speaker and also for helping student to increase their English.
This program is unique because as a speaker we have an opportunity to introduce and promote our country and our national cultures from each speaker's countries. In this chance, I incorporate with other speakers from different countries, such as Thailand, Philippine, India, Vietnam, Germany, USA, Columbia, Pakistan, Ethiopia, France, Singapore and many more. In this time, I would not waste the chance to bring Indonesia to the students. The prepared materials contain the national profile of Indonesia, cultures, foods and the most important is Tourism.
To start the class, I showed the portrait of our brothers from Papua and I asked the students, "where they are from?". Students answered with said "Africa" and I just smiling while saying "you are wrong, they are from Indonesia" and students sounds loudly "whoooaa". The next session, I was tried to giving a fun quiz with a prize of the traditional keychain, which I was brought from Indonesia (Balikpapan City). The quiz is to point the location of Indonesia in the World map. And the results is no one can answer correctly (perhaps our country is too big, LOL). Many of them only point one island of Indonesia and some student points to Malaysia region.
After warming up the class, I start to explain the main material, that is Indonesia with its culture and tourism. Many unique things happened when I explained about Indonesia and its cultures to them. Here, I explain the profile of Indonesia, starts from national costumes, tribe cultures, foods (such as spicy beef steak, meatball, fried rice, pressed chicken, Indonesia salad and yellow rice) and the most important is Tourism. I showed how luxurious the Borobudur temple and Prambanan Temple, how beautiful of Bali Island and how impressive to dive in Derawan and Raja Ampat.
Many expressions happened, such as confused, amaze and feel weird with our Indonesian cultures. For example when I explained about Indonesian honorary handshaking (Salim & Sungkem). I said that culture was to perform our respect for the people older us or for our teachers. And the student's response is by saying "its weird", hehe. Next, I explained about our politeness in dressing. The sexy dress is not common in Indonesia, even on the beach. And the student asked, "how can you did not wearing a bikini on the beach?". And the next content, I explained that Indonesia only recognizes 6 (six) official Religion there is Islam, Cristian, Catholic, Buddhism, Hinduism, and Confucianism. While a littile joking, I said "if you are not follow in the one of six official religion, you will not allow to stay (as a permanent resident) in Indonesia, hehe. And the students were amazed.
After 2 hours I deliver course materials (i teach in 2 class and the duration is 1 hour for each class), finally my works were done as a Guest lecturer in this high school. Before I went back to the campus, I had time to talk and made a tiny discussion with teachers (Mrs. Hui-Jing (許čč) dan Mrs. Elaine)) who responsible for the classes I thought. We talk about the High School education system in Taiwan. Actually, the system quite similar with Indonesia, there is divided by Science (IPA) and Social (IPS) group and the averagely following the full day system. And before ending of all valuable activities in this school, I got aĀ souvenir from this school and of course did not forget to taken pictures together.
Perhaps that's it for the story of the school I can explain. Next, we moved to the story of the closing ceremony of this voluntary event from the board of TWIYC. The closing ceremony was held on the Horison Inn located near Nanjing Fuxing MRT station in Taipei City. Due to I happened to have a trip agenda to Tamsui River with my friends, so I can go to Taipei after finished my agenda. Arriving there it turned out the event had begun (we were late), but never mind it. Because this event we gathered with others guest lecturers from other countries, so we decide to change it costume firstly. We changed our clothes to mainstay Batik shirt that was prepared before.
After changed clothes and sprayed perfume, we were ready to join the closing ceremony. There are a lot of foods and drinks inside, but we can not try all of it, due to we are worried about containing pork. So, we just ate cakes, fruits, and some kinds of seafood. During the event, we tried to blend in with other teachers, introduce each other and talks much. Furthermore, the board committee of TWIYCwas prepared a little game. In this game, we have to make a group with 5 members and guessing the question related to cultures from members of teachers countries. Firstly, we can get the point, but we did a blunder and made our burned all of our points (so sad).
After this game is finished, then the happiness night is finished, but before ending it, we never forgot to carry out the compulsory ritual, that was a taking picture together and I hope, next year I can join again in this event.
____________________________________________________________________________
Simple Brief of The World in Your Classroom (TWIYC)
TWIYC.tw is a platform that connects foreign volunteers with high school students in Taiwan. In the project 'The World In Your Classroom.tw', volunteers living in or traveling to Taiwan are welcome to sign up to be our guest lecturers. We offer an opportunity for foreign volunteers to teach Taiwanese students about various aspects of their home countries such as culture, language, economy, history, geography, and current affairs. Through the interactions between guest lecturers and students, we expect Taiwanese students to explore more about the outside world. As for the volunteers, being our guest lecturers will be one of the most unique experiences during your stay in Taiwan.Ā
Kumpulan foto-foto selamat mengikuti program TWIYC
RBS
Taiwan, 10 Oktober 2018
this article useful dont forget visit https://news.unair.ac.id/2022/03/07/guru-besar-unair-paparkan-prinsip-syariah-dalam-industri-keuangan/?lang=id