Belajar Tentang Humanitarian Assistance di Buddhist Tzu Chi Foundation. Seru!!!
- R. B. Sukmara (Author)
- 7 Sep 2023
- 5 menit membaca
Diperbarui: 8 Sep 2023
by Riyan Benny Sukmara

Pendahuluan
Akhir bulan lalu, tepatnya tanggal 25 ā 28 Agustus 2023 saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan yang terkait dengan urusan kebencanaan. Lebih tepatnya terkait dengan bantuan kebencanaan. Acara itu bernama āInternational Traning Workshop ā Youth Leader on Humanitarian Assistance and Disaster Reliefā. Penyelenggaranya juga bukan main-main, yaitu National Science and Technology Center for Disaster Reduction (NCDR) Taiwan dan Buddhist Tzu Chi Foundation, yang mana mereka sudah teruji pengalamannya untuk urusan kebencanaan.
Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan di Kantor Pusat Buddhist Tzu Chi Foundation di kota Hualien, Taiwan. Kota yang terletak disisi timur pulau Taiwan yang dikelilingi oleh gunung-gunung dan pantai yang indah. Cocok banget untuk para pemburu tempat healing dari rutinitas yang stressful.
Berangkat dari kampus, saya dan beberapa teman langsung menuju ke stasiun kereta api Zhongli. Dari sana kita naik kereta sekitar 4 jam menuju ke kota Hualien.
Sesampainya di Hualien, saya dan teman-teman langsung dijemput oleh panitia untuk menuju lokasi pelatihan di kantor pusat Tzu Chi Foundation yang juga bersebelahan dengan kampus Tzu Chi University.
Agenda pertama dalam rangkaian kegiatan pelatihan ini dimulai dengan makan siang bersama. Disini kita bertemu dengan peserta lainnya yang berasal dari kampus dan negara yang berbeda. Mungkin ada sekitar 10 negara berbeda yang mengikuti kegiatan ini. Setelah makan kita langsung diajak untuk kunjungan lapangan alias field trip ke Taroko Gorge tepatnya di Shakadang Trails. Untuk cerita tentang field trip di Taroko Gorge akan saya tulis diartikel yang berbeda ya.
Setelah dari Taroko Gorge, field trip dilanjurkan ke Pantai didekat kota Hualien bernama Qixingtan Beach. Untuk detailnya, tentang jalan-jalan ke Qixingtan Beach juga akan saya tulis diartikel berbeda ya.
Setelah selesai dari field trip, kami langsung menuju restoran untuk dinner bersama dan setelah itu kami menuju ke lokasi pelatihan di kantor Tzu Chi Foundation.

Hari Pertama
Hari pertama pelatihan dimulai pada pukul 8 pagi. Kami semua berjalan bersama dari tempat menginap (dormitory) menuju lokasi pelatihan untuk sarapan pagi bersama dan langsung lanjut ke agenda pelatihan.
Yang unik dari pelatihan ini, selama pelatihan, kami tidak disediakan tempat makan oleh panitia. Melainkan panitia memberikan kami semacam kotak makan lengkap dengan sendok, garpu dan sumpit yang akan selalu kami bawa selama pelatihan. Jadi peserta dituntut untuk mandiri membersihkan peralatan makan mereka masing-masing.
Agenda hari pertama diawali dengan acara pembukaan pelatihan secara resmi oleh panitia dan sekilas penjelasan terkaitan dengan program pelatihan. Setelah itu, agenda dilanjutkan dengan berkeliling di kantor pusat Tzu Chi Foundation yang mirip banget dengan museum. Disana kita disajikan dengan dokumentasi kegiatan Tzu Chi Foundation terkait dengan bantuan kebencanaan diberbagai bencana dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Panitia menjelaskan tentang best practice yang pernah mereka lakukan terkait dengan bantuan kebencanaan. Mulai dari bencana Typhoon, Longsor, Tsunami, Banjir dan bencana-bencana lainnya.
Setelah sekitar 1 jam berkeliling. Kami lanjur ke agenda berikutnya yaitu tentang Emergency Exercise. Dalam kegiatan emergency exercise ini, kami diajarkan bagaimana menyediakan dan merakit penerangan darurat, menyediakan konsumsi untuk korban bencana, merakit dan menyediakan sistem filtrasi air.
Selain itu, kami juga diajarkan bagaimana mengatur dan merencanakan shelter darurat untuk korban bencana dan yang paling seru adalah materi tentang bagaimana membangung rumah darurat untuk korban bencana. Rumah yang dibangun merupakan rumah sementara dengan sistem knockdown yang siap dibangun. Untuk satu rumah umumnya bisa diselesaikan dalam waktu kurang lebih 2-3 jam perakitan. Pada sesi ini, kami yang sebelumnya sudah dibagi menjadi beberapa kelompok, saling beradu cepat untuk menyelesaikan perakitan rumah sementara ini. Dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang baik antar anggota team agar dapat menyelesaikan rumah dengan benar dan cepat. Dan hasilnya, kelompok kami menjadi yang tercepat dibanding kelompok lainnya. Horeee....
Setelah materi pembangunan rumah darurat selesai, maka selesailah agenda pelatihan hari itu.

Hari Kedua
Pada hari kedua, kami memiliki beberapa agenda, diantaranya mendengarkan penyampaian materi dari Keynote speaker dan juga Tabletop Excercise. Pada hari kedua ini, ada dua orang keynote speaker yang akan memberikan materi, yaitu :
Diana Rose S. Cajipe yang merupakan Undersecretary (setara wakil Menteri) dari Department of Social Walfare and Development, Filipina dan Joseph D. Martin yang merupakan Direktur dari Center of Excellence in Disaster Management and Humanitarian Assistance, Amerika Serikat.
Setelah pemaparan materi dari para keynote speakers, agenda dilanjutkan dengan Tabletop Excercise yang mengambil tema bencana Typhoon di Taiwan. Dalam Tabletop Excercise ini kita berberan sebagai lembaga relawan bencana yang akan memberikan bantuan terhadap korban bencana Typhoon yang menghantam Taiwan.
Dalam āexcerciseā ini kita diberikan beberapa kasus, diantaranya:
- Disaster Risk Analisis
- Emergency Preparednes Plan
- Emergency Operation Plan
- Disaster Recovery Plan
Dalam studi kasus tersebut, kita dituntut untuk menganalisa potensi resiko apa saja yang akan terjadi bila typoon akan tiba ditaiwan. Mulai dari resiko terjadinya banjir, longsor, listrik padam, dan resiko-resiko lainnya yang harus dipetakan dan nantinya akan dijadikan pertimbangan terkait dengan kesiapan apa yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi.
Setelah proses analisa resiko, kita diminta untuk merencanakan bagaimana proses operasi darurat bencana, terutama pada proses pendistribusian logistik hingga penyiapan dan penentuan lokasi-lokasi shelter darurat untuk para warga yang berpotensi terdampak oleh bencana. Kita harus menentukan, mana yang menjadi prioritas dan mana yang tidak. Selain itu, pada proses pendistribusian logistik, kita harus mempertimbangkan bagaimana cara distribusinya, perlu tidaknya berkerjasama denga pihak lain untuk mendistribusikan logistik hingga pada manajemen man power dari relawan yang tersedia. Semuanya harus direncanakan dengan baik agar proses emergency operation berjalan dengan baik. Hal ini karena saat kita bicara tentang bencana, maka kita akan terus berpacu dengan waktu. Ketepatan dan efisiensi waktu menjadi hal penting dalam proses penanganan bencana.
Selain studi kasus tentang bagaimana melakukan perencanaan emergency plan, kita juga diberikan studi kasus terkait dengan proses recovery bencana. Dalam materi disaster recovery plan, kita diberi studi kasus tentang bagaimana merencanakan pemukiman darurat pasca bencana. Disini kita diberikan data terkait dengan kondisi korban bencana dan bagaimana mengatur pemukiman yang sesuai dengan kondisi korban bencana. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pemukiman ini, baik itu kondisi fisik, kondisi sosial dan kondisi mental para korban bencana. Selain itu, pertimbangan kemudahan akses distribusi bantuan ke korban bencana pun perlu diperhatikan dan satu lagi yang tidak kalah penting adalah terkait dengan pelayanan sanitasi yang memadai juga menjadi fokus pertimbangan.
Hasil analisa dan perencanaan dari studi kasus yang sudah diberikan akan dipresentasikan pada keesokan harinya, yaitu pada pertemuan akhir dari rangkaian pelatihan ini. Semua kelompok berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan studi kasus sebelum mempresentasikan halnya esok hari.
Hari terakhir
Tanggal 28 Agustus 2023 adalah hari terakhir dari rangkaian pelatihan ini. Setelah para peserta selesai sarapan, agenda dilanjutkan dengan presentasi hasil studi kasus dari masing-masing kelompok. Kebetulan kelompok saya yang menjadi ātumbalā untuk presentasi pertama. Waduh... kacau...
Dikelompok kami ada 3 orang yang akan mempresetasikan hasil, tarmasuk saya yang akan mempresentasikan hasil studi kasus untuk part Disaster Recovery Plan. Untungnya kelompok kami berasal dari bidang ilmu yang sangar variatif dan sedikit banyak relate dengan urusan kebencanaan, sehingga teman-teman kelompok dapat memberikan hasil analisa yang relatif baik. Alhamdulilah...
Setelah proses presentasi dari semua kelompok selesai, agenda dilanjutkan dengan prosesi penutupan acara dan kunjungan ke Jing Si Abode yang merupakan rumah spiritual dari para relawan Tzu Chi Foundation.
Dengan berakhirnya kunjungan ke Jing Si Abode, maka berakhir pula rangkaian kegiatan pelatihan ini. Kami pun langsung kembali ketempat asal masing-masing. Ada yang kembali ke kota-kota ditaiwan ada pula yang kembali ke negara masing-masing.
Sebuah pengalaman yang seru untuk mengikuti kegiatan ini. Banyak ilmu-ilmu baru dan teman-teman baru selama kegiatan ini berlangsung. Semoga ilmu yang telah diberikan bisa bermanfaat dan juga jalinan relasi dengan teman-teman baru bisa terus berlanjut.
See you on the next eventā¦.

____
Jangan lupa Like & Share artikel ini kalau kalian suka.
_____
Sukmara, R. B., September 2023
Comments