top of page

Jangan Anggap Remeh Orang Yang Berkata “Aku Ingin Bunuh Diri”

  • Gambar penulis: R. B. Sukmara (Author)
    R. B. Sukmara (Author)
  • 17 Feb 2020
  • 5 menit membaca

Diperbarui: 6 Sep 2023


Dalam proses menjalani kehidupan, seseorang pasti akan mengalami kondisi dimana orang tersebut sedang berada diatas atau sedang dibawah. Nah, ketika sedang dibawah maka ini adalah kondisi yang memiliki resiko terjadinya depresi dan biasa saja orang yang bersangkutan kemudian berfikir untuk melakukan hal yang fatal, contohnya bunuh diri. Hal ini mungkin karena mereka tidak sanggup untuk menangani kondisi depresinya dan tidak segera mendapat pertolongan.


Terkait dengan kasus depresi seseorang, masyarakat khususnya di Indonesia masih kurang begitu peka terhadap hal ini dan cenderung untuk memandang sebelah mata. Parahnya, masyarakat Indonesia juga terlalu mudah untuk menghardik orang yang sedang dilanda depresi dengan mengatakan bahwa mereka yang sedang depresi adalah orang yang “kurang iman”.

Pengalaman pada Kasus Bunuh Diri

Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada sedikit cerita tentang pengalaman saya yang berhubungan dengan depresi dan bunuh diri.


Dulu ketika saya mendengar kata orang stress atau depresi, yang terlintas dipikiran saya adalah mereka adalah orang-orang yang lemah. Baik secara mental ataupun iman. Hal ini mungkin juga sama seperti kebanyakan pemikiran dari orang-orang awam, khususnya di Indonesia. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu untuk memahami orang yang sedang mengalami stress terlebih depresi.


Kondisi stress dan depresi dapat saja menjadi pemicu seseorang untuk melakukan hal paling negatif, yaitu bunuh diri. Hal yang tentu sangat tidak diinginkan, dan seharusnya bisa dicegah jika kita bisa mengenali ciri-cirinya dan segera memberikan pertolongan pada mereka.


Okay, kembali cerita tentang pengalaman kasus orang bunuh diri. Dulu, ketika saya belum pernah tau bagaimana cerita asli dari orang yang yang bunuh diri, saya begitu skeptis terhadap hal ini. Dan hal ini mulai berubah ketika saya mulai melanjutkan studi diluar Indonesia.


Ketika pertama tiba dikampus tempat saya melanjutkan studi, saya mendapat informasi bahwa cukup banyak mahasiswa yang melakukan bunuh diri di kampus kami. Salah satu informasi tentang kasus bunuh diri yang saya dapat adalah adanya informasi tentang pintu kamar asrama yang diberi warna hitam. Kamar yang berpintu hitam ini menandakan bahwa di kamar tersebut pernah terjadi kasus bunuh diri penghuninya. Saat ini setidaknya terdapat 5 kamar di asrama yang saya tinggali sekarang yang memiliki warna pintu seperti ini. Dan ketika saya menulis artikel ini, saya tinggal di asrama yang kamarnya tepat bertetangga dengan salah satu kamar pintunya berwana hitam tersebut.


Pengalaman tentang kasus bunuh diri saya semakin bertambah dengan adanya kasus bunuh diri yang menimpa salah teman kami sendiri dan mayatnya ditemukan dalam kondisi tergantung di kamarnya. Ini menjadi hal yang sangat membuat kaget dan pukulan bagi saya pribadi karena ternyata peristiwa bunuh diri itu bisa terjadi di lingkaran pertemanan saya sendiri.


Dari pengalaman tersebut, saya bisa mengambil sebuah pelajaran berharga. Pelajaran tentang bagaimana kita harus bersikap kepada orang-orang yang mengalami depresi dan berpotensi untuk melakukan bunuh diri. Hal ini bisa menyerang siapa saja, tak mengenal usia, jenis kelamin, kelas sosial dan profesi.


Selain depresi, ada banyak terdapat faktor yang menyebabkan orang melakukan bunuh diri. Dilansir dari halaman IDN Times terdapat beberapa faktor, yaitu:

  • Ganguan Bipolar, yaitu gangguan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem.

  • Skizofrenia, gangguan mental kronis yang membuat seseorang mengalami distorsi realitas, mengalami delusi atau halusinasi.

  • Gangguan kecemasan (anxiety)

  • Ganguan kepribadian berupa sekelompok kondisi kesehatan mental yang dicirikan oleh pola piker, perasaan dan pelaku yang tidak fleksibel serta tidak sehat.

  • Penyalahgunaan dan ketergantungan zat adiktif.

  • Trauma masa kecil

  • Riwayat bunuh diri keluarga

  • Upaya bunuh diri sebelumnya

  • Memiliki penyakit kronis

  • Kerugian sosial, seperti hubungan dengan seseorang yang hancur

  • Akses ke sarana untuk mati, termasuk senjata api dan obat-obatan

  • Pernah melihat perilaku bunuh diri

  • Menjadi korban pelecehan, penindasan atau pelecehan fisik.

  • Kesulitan mencari bantuan atau dukungan

  • Kurangnya akses ke perawatan kesehatan mental.

  • Mengikuti kepercayaan yang menerima bunuh diri sebagai solusi untuk masalah pribadi.

  • Paparan “kebiasaan bunuh diri” sebagai hal yang lumrah terjadi.


Berdasarkan pernyataan dari salah seorang dokter spesialis kejiwaan, dr. Albert Maramis, Sp.KJ. yang dilansir dari halaman Liputan6.com, beliau menyatakan bahwa “saat dia mulai berbicara tentang bunuh diri dan kematian. Kita tidak boleh mengganggap remeh, jangan juga diabaikan, jangan hardik dengan mengatakan itu berdosa”. Dengan memberikan komentar dan penghakiman seperti itu, maka upaya bunuh diri bisa saja terjadi. dr. Maramis juga menegaskan bahwa “ komentar demikian malah membuat komunikasi terputus. Orang ingin curhat jadi diam”.


Selain itu, dilaman wartaekonomi.co.id, dr. Agung Frijianto (sekretaris PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia) juga mengatakan bahwa konsekuensi seseorang apabila depresi tak tertangani dapat meningkatkan resiko bunuh diri.


Masih dari laman wartaekonomi.co.id, gejala depresi dapat dilihat dari tiga aspek yaitu afek, kognitif dan fisik. Gejala depresi pada afek ditandai dengan sedih, hilangnya minat, iritabilitas, apatis, anhedonia, tidak bertenaga, tidak bersemangat, isolasi sosial dan aniestas. Secara kognitif dapat dicirikan dengan perasaan rendah diri, konsentrasi menurun, daya ingat turun, ragu-ragu, rasa bersalah, ide bunuh diri. Sedangkan ciri fisik dapat dilihat dari psikomotorik yang menurun, kelelahan, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan hasrat seksual yang menurun.


Bersadarkan informasi yang diperoleh dari suicidal.org terdapat beberapa tanda peringatan bunuh diri yang perlu diketahui, yaitu:

  • Sering tampak depresi atau sedih

  • Bicara atau menulis tentang kematian atau bunuh diri

  • Menjauh dari keluarga atau teman

  • Merasa tidak berdaya

  • Merasa putus asa

  • Merasakan amarah yang begitu hebat

  • Merasa terjebak dan mengalami kebuntuan

  • Mengalami perubahan suasana hati yang dramatis

  • Penyalahgunaan alcohol dan obat-obatan

  • Menunjukkan perubahan kepribadian

  • Bertindak impulsive

  • Kehilangan minat dalam beraktivitas

  • Mengalami perubahan kebiasaan tidur

  • Mengalami perubahan dalam kebiasaan makan

  • Kinerja menuruh, baik dikantor dan disekolah

  • Menulis surat wasiat

  • Merasa bersalah atau malu berlebihan

  • Bertindak sembrono

Dari beberapa tanda peringatan tentang orang yang berpotensi untuk melakukan bunuh diri,maka kita tentu harus lebih waspada dan peka terhadap orang yang mengalami tanda-tanda diatas. Kita haru memberikan perhatian lebih kepada orang-orang dengan tanda-tanda seperti ini.


Masih dari lama suicide.org, ada beberapa tips untuk menolong orang yang berpotensi melakukan bunuh diri, yaitu:

  • Selalu menanggapi komentar bunuh diri dengan sangat serius. Jangan berasumsi bahwa orang yang berpotensi bunuh diri tersebut hanya mencari perhatian. Ini adalah kesalahan yang sangat fatal. Segera untuk mencari bantuan.

  • Usahakan untuk tidak kaget. Orang yang berpotensi untuk bunuh diri adalah orang yang sedang tertekan. Jika anda terkejut dengan apa yang dikatakan mereka, maka orang tersebut menjadi lebih tertekan. Tetap tenang dan berbicaralah dengan mereka dengan cara yang baik, dan tetap untuk segera mencari bantuan.

  • Jangan berusaha untuk menangani situasi seperti ini sendiri. Seseorang yang ingin bunuh diri membutuhkan bantuan dari orang yang professional. Segera hubungi layanan kesehatan mental atau layanan pencegahan bunuh diri.


Data Bunuh Diri Dunia dan Indonesia

Data Tingkat Bunuh Diri di Dunia

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh World Health Organization (WHO) terdapat 800.000 orang yang mati bubuh diri setiap tahunnya. Bunuh diri menjadi penyebab kematian ketiga untuk orang yang berusia 15 – 19 tahun. 70% dari data global, buhun diri terjadi pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Penggunaan racun serangga, gantung diri dan penggunaan senjata api adalah metode yang paling umum digunakan pada kasus bunuh diri.


Masih dari WHO, hingga tahun 2017, tingkat bunuh diri di Indonesia mencapai angka 3,07 orang per 100ribu penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia berjumlah 264 juta orang, maka ada 8000an orang yang meninggal akibat bunuh diri. Wow, ternyata cukup banyak potensi kasus bunuh diri di Indonesia.



Jumlah Kasus Bunuh Diri di kalangan Usia Muda

Jumlah kasus bunuh diri berdasarkan umur dan tingkat pendapatan

Jadi, ketika ada seseorang, baik itu kawan, saudara atau kolega yang pernah berkata atau curhat tentang keinginan mereka untuk bunuh diri. Jangan sekali-kali menganggap remeh hal tersebut, karena jika kita salah merespon hal ini, maka bisa saja itu menambah keinginan mereka untuk bunuh diri.



RBS, Feb 2020

-----


Tulisan ini saya dedikasikan untuk salah seorang teman kami yang sudah berpulang dan orang yang sedang dalam masa depresi. Tetap semangat dan segera cari pertolongan sebelum terlambat.

-----


Informasi Hotline Kasus Bunuh Diri

Untuk Indonesia dapat menghubungi 119 atau beberapa rumah sakit yang menyediakan layanan pencegahan bunuh diri berikut:

  • RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565

  • RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 8320467

  • RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841

  • RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601

  • RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444

Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.


Atau silahkan kunjungi :


Untuk konsultasi permasalahan psikologis di Kota Samarinda, dapat pula menghubungi Psikolog di https://www.dnrpsyco.com/

-------


Comments


"Allah is He who created death and life to test you as to which of you is best in deed" - Qur'an, Al Mulk 67:2

06 Logo FIX RED 2.png

Yakinlah Sambatmu kelak akan mengubah dunia

@2023 Bennysukmara.com

bottom of page