top of page

Kenalan dengan ITK. Si Bayi Ajaib yang “dipaksa” Berlari

  • Gambar penulis: R. B. Sukmara (Author)
    R. B. Sukmara (Author)
  • 24 Feb 2019
  • 8 menit membaca

Diperbarui: 12 Jan 2023


Kampus ITK Balikpapan (yang marih terus dalam tahap pengembangan)

Selalu banyak pertanyaan muncul ketika pertama kali mendengar nama kampus yang terletak di Kota Minyak, Balikpapan ini. Mulai dari pertanyaan sederhana ITK itu apa? ITK itu sejenis sekolah TK (Taman Kanak-kanak) ya? Oh itu nama kampus ya?, itu kampus dimana sih? hingga kok ga pernah denger nama kampus itu ya?. Bahkan orang-orang di Balikpapan sendiri kadang tidak tau bahwa ada Kampus Teknologi di kota tempat tinggalnya. Sedih ya, hik hik hik...


Okay, karena banyak pertanyaan dan ketidak tahuan masyarakat awam tentang ITK ini, saya akan bahas sedikit tentang Kampus yang baru lahir ini.

Pertama, kita kenalan dahulu dengan siapa dan apa sih ITK itu?

ITK adalah singkatan dari INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN. ITK merupakan salah satu kampus teknologi yang baru saja dilahirkan pemerintah Indonesia. Pada awalnya, gagasan tentang kampus pendirian ini mulai mencuat karena kebutuhan untuk menghadapi persaingan teknologi yang ketat dimasa mendatang. Selain itu, pendirian kampus ini dimaksudkan untuk pemerataan kampus teknologi di Indonesia, karena saat itu hanya ada 2 kampus Institut Teknologi tersohor di Indonesia, yaitu ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) yang berlokasi di Surabaya dan ITB (Insitut Teknologi Bandung) yang ada di Kota Bandung. Dan hal ini juga bagian dari target tercapainya program pemerintah pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu program Materplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau biasa disebut MP3EI.


Dengan adanya target dari program pemerintah tersebut, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud) menugaskan 2 Rektor Institut Teknologi Negeri terbesar di Indonesia untuk melakukan inisiasi pendirian Institut Teknologi baru yang akan ditempatkan di Kalimantan dan Sumatera. ITS diberikan mandat untuk melaksanakan pendirian di Kalimantan dan ITB di Sumatera.


Proses "Kehamilan" dan "Persalinan" Si Bayi Ajaib

Tahun 2011, program pendirian kampus baru ini akhirnya direalisasikan. Dibawah tanggung jawab langsung Prof. Dr. Ir. Tri Yogi Yuwono, DEA selalu Rektor ITS dan diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA, tim kecil ini mulai melaksanakan studi kelayakan pendirian kampus yang akan menjadi cikal bakal ITK.


Focus Group Discussion Pendirian ITK (Sumber: ITK)

Setelah proses analisa kelayakan, maka terpilihlah Kota Balikpapan sebagai lokasi berdirinya calon kampus teknologi di bumi Borneo ini. Tahapan selanjutnya adalah berkordinasi dengan pemerintah daerah setempat, dan gayung pun bersambut. Pemerintah Kota Balikpapan melalui Bapak Rizal Effendi, SE. selaku Walikota Balikpapan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Prof. Dr. Awang Faroek Ishak, M.Si. selaku gubernur Kalimantan Timur sangat mendukung program pendirian ITK dan menyatakan siap untuk menyediakan lahan seluas 300 Hektar untuk pendirian ITK.




Masterplan Pembangunan Kampus ITK

Rencana gedung perkuliahan, gedung olah raga dan rektorat ITK

Dalam proses inisiasinya, terdapat beberapa alternative pendirian ITK. Alternatif itu terungkapkan dalam diskusi yang digelar di Balikpapan dan dihadiri oleh Mendikbud, Rektor ITS, Gubernur Kaltim serta jajaran tim perencanaan ITK dari ITS. Alternatif pertama adalah ITK akan berdiri dengan melebur bersama Politeknik Balikpapan (Poltekba) yang notabene berdiri lebih dahulu dari ITK. Yang kedua adalah mengambil salah satu fakultas di Universitas Mulawarman (UNMUL), yaitu Fakultas Teknik dan UNMUL menyatakan siap dengan hal ini. Dan yang terakhir adalah ITK berdiri sendiri secara mandiri.


Terkait dengan Poltekba yang berada di kota yang sama dengan ITK, maka dari diskusi tersebut, diperoleh titik temu yaitu ITK tidak akan melebur dengan Poltekba,namun ITK dan Poltekba akan berjalan berdampingan seperti halnya ITS dan Politekniknya (PENS dan PPNS). Hal ini karena adanya perbedaan segmen pekerjaan pada lulusannya, Poltekba dengan sistem Pendidikan Vokasi (Diploma) dan ITK dengan sistem pendidikan Akademik (Sarjana).


Dan akhirnya diputuskan bahwa ITK akan berdiri sendiri secara mandiri, kalua kata petugas SPBU “kita mulai dari nol ya”. hehe


Penandatanganan Prasasti Peresmian ITK oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Tahun 2012, program pendirian kampus baru ini menjajaki langkah baru, yaitu memulai pembangunan gedung ITK Tahap 1 dan tahun ini pula ITK mulai menerima mahasiswa anggkatan pertamanya. Penerimaan mahasiswa angkatan pertama dilakukan kesepakatan dan kerjasama dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan pola pemberian Beasiswa Kaltim Cemerlang (BKC).


Di tahun pertama berdirinya, mahasiswa terdapat 100 mahasiswa yang tersebar di 5 (lima) program studi, yaitu:

1. Teknik Sipil

2. Teknik Mesin

3. Teknik Elektro

4. Teknik Kimia

5. Teknik Perkapalan


Untuk proses pembelajaran, sementara “dititipkan” di ITS hingga proses pembangunan gedung ITK selesai.


Tahun 2013 ITK mulai memperluas program studinya, yaitu dengan penambahan 5 (lima program studi baru, yaitu:

1. Teknik Material dan metalurgi

2. Sistem Informasi

3. Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)

4. Fisika

5. Matematika


Untuk proses penerimaan mahasiswa dilakukan dengan format yang hampir sama ditambah 6 kuota melalui jalur seleksi nasional. Untuk proses belajar mengajar dititipkan di ITS dengan jumlah total mahasiswa yang lebih sedikit, yaitu 70 orang.


Tahun 2014, ITK terus menerima mahasiswa baru. Sebanyak 70 mahasiswa baru diterima melalui hasil seleksi program Beasiswa Kaltim Cemerlang (54 orang) dan Jalur Mandiri (6 orang) yang tersebar di 10 program studi yang ada saat itu.

ITK itu kampus Negeri atau Swasta sih?

Pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang umum terlontar setelah mengetahui ternyata ITK itu adalah sebuah kampus dan bukan sebuah nama dari jenis Onde-onde, hehe.


Okay, kita akan bahas status kampus ini. Tapi sebelumnya, siapkan dulu cemilan dan minuman dingin, karena pembahasan tentang ITK ini masih panjang. (hehe).


Tahun 2015 merupakan bagian dari tonggak sejarah dari Kampus Kece di Kota Minyak ini. Tahun ini adalah tahun pertama ITK menerima mahasiswa melalui seleksi nasional yang bernama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Karena penerimaannya melalui SBMPTN sudah pasti status ITK adalah PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) dong ya. Dan status PTN ini diperoleh ITK pada 6 Oktober 2014 dan diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain ITK, peresmian ini juga dilaksanan bersamaan dengan 14 perguruan tinggi negeri lainnya, termasuk ITERA yang merupakan saudara jauh ITK di Sumatera. Selain diresmikannya ITK sebagai PTN, tanggal 6 Oktober 2014 juga disepakati sebagai akte hari kelahiran Institut Teknologi Kalimantan.


Tuh, dah jelas kan tulisannya "Perguruan Tinggi Negeri" (Bukan Kaleng-kaleng)

Babak Baru ITK

Ditahun 2015 terjadi loncatan besar didalam perjalanan sejara Kampus yang masih bau kencur ini. Tahun ini ITK mulai mewacanakan “perceraian” dengan ITS. Untuk mempersiapkan hal itu, ITK mulai menerima banyak tenaga dosen baru, karena saat itu hanya ada sekitar 11 dosen. Guna mempersiapkan pendidikan yang bermutu, dosen-dosen baru yang kece-kece ini mulai mengikuti rentetan pelatihan untuk menjadi dosen yang baik dan benar.


Bulan Agustus 2015, “Perceraian” antara ITK dan ITS menjadi kenyataan dan dilakukan dengan daman dan penuh suka cita tanpa ada drama perebutan harta gono-gini seperti yang terjadi jika ada Artis Jakarta yang sedang bercerai, hehe. Prosesi “perceraian” dilaksanakan di gedung Rektorat ITS dan dihadiri oleh Rektor ITS dan Rektor ITK beserta jajaran dan seluruh dosen ITK.


“Perceraian” ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan, salah satunya untuk menumbuhkan spirit dan rasa memiliki identitas ITK pada mahasiswanya. Ya, biar ada “pride” gitu pada mahasiswanya. Dan pada tahun ini pula ITK memperingati “hari lahirnya” yang Ke-1 (Dies Natalis Ke-1).


Perkembangan ITK berjalan sangat dinamis seperti bayi umur 3 tahun yang langsung dipaksa berlari padahal berdiri saja masih kesulitan. Ya, kesulitan yang terjadi karena fasilitas penunjang saat itu belum 100% terpenuhi, seperti jaringan listrik dan air bersih yang belum tersedia serta jalan akses menuju kampus yang masih berupa tanah berbatu tanpa ada aspal/jalan beton.


Jalan Akses ITK pada waktu itu (2015)

Saat itu ITK masih mengandalkan Genset pinjaman dari Pemkot Balikpapan untuk menjalankan roda pendidikannya. Namun, keterbatasan ini tidak menyurutkan animo masyarakat yang mulai mengenal ITK dan bergabung dengan ITK. Hingga akhirnya, pada tahun 2016 tercatat bahwa ada 1662 orang mahasiswa yang bersekolah ITK. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa ITK disebut sebagai “Kampus Pejuang”, karena baik dosen maupun mahasiswanya sama-sama berjuang dalam penuh keterbatasan untuk terus membawa ITK berdiri diatas kaki sendiri.


Pertama kali penulis menjejakkan kaki di ITK

Wisuda Perdana

Tahun 2016 menjadi tahun yang bahagia dan mengharukan untuk ITK, karena tahun ini ITK berhasil melaksanakan prosesi sacral perdanyanya, yaitu Wisuda ITK Ke-1. Meluluskan 29 orang wisudawan pertamanya menjadikan bukti bahwa ITK sudah benar-benar menjadi sebuah perguruan tinggi mandiri dan siap untuk berlari lebih kencang guna mengejar para induk-induknya (ITS dan ITB).


Prosesi Wisuda Perdana ITK (2016)

Si Bayi Ajaib yang dipaksa Berlari

Karena dituntut sebagai “bayi ajaib” yang dipaksa segera berlari, ITK semakin berbenah dan terus menambah jumlah dosen dan tenaga kependidikannya. Bicara tentang dosen di ITK, inilah yang menjadikan ITK special dan unik, karena ITK memiliki dosen-dosen yang berasal dari generasi milenial dan kekinian. Rata-rata dosen di ITK berumur dibawah 35 Tahun dan tentu ini hal yang positif bagi ITK karena semangat generasi muda mengalir deras didalamnya. Meskipun masih muda,, tapi para dosen-dosen muda ITK ini “bukan dosen kaleng-kaleng”. Para dosen di ITK merupakan lulusan dari perguruan-perguruan tinggi terbaik di Indonesia, seperti ITS, ITB, IPB, UI, UGM, UBrawijaya, UNHAS, UNDIP, UNS dan masih banyak lagi. Selain itu banyak dari para dosen yang menyelesaikan pendidikan S2nya di Universitas-universitas Top di berbagai negara seperti, Inggris, Belanda, Australia, Thailand, Taiwan, Jepang, Korea, Malaysia dan masih banyak lagi. Dan seluruh dosen di ITK memiliki standar minimum pendidikan yang sama dengan peraturan nasional, yaitu Strata 2 (S2) dan banyak pula yang sudah menempuh Strata 3 (S3) dan sudah S3. Selain itu ITK juga terus meningkatkan mutu pendidikan dengan mengadakan kuliah tamu dengan mendatangkan dosen dan professor tamu dari berbagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan berbagai negara seperti Singapuran, Jepang dll serta mendatangkan praktisi-praktisi professional dan berbagai perusahaan.


Dalam pengembangan akademik, ITK juga mulai melaksanakan International Conference yang dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan negara lain, conference ini bernama BICAME (Borneo International Conference on Applied Mathematics and Engineering). Link


Untuk urusan kemahasiswaan, ITK seperti buah yang diberi Ragi agar cepat matang. Seluruh kegiatan kemahasiswaan mulai dibentuk dan dijalankan. Hingga akhirnya para mahasiswa mulai menorehkan prestasi baik ditingkat local, nasional dan Internasional.


Kontingan Perdana ITK di PIMNAS

Untuk level local, beberapa lomba berhasil dijuarai para mahasiswa ITK. Begitupun dilevel Nasional, beberapa judul makalah dari mahasiswa ITK sudah berhasil menembus seleksi ketat di Program Kreatif Mahasiswa hingga menuju final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Dan dilevel Internasional, sudah ada mahasiswa yang berhasil mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika Serikat dan Jepang. Selain itu juga ada beberapa Mahasiswa asing asal Perancis yang juga melaksanakan magang di ITK mulai tahun 2016.


Mahasiswa ITK pada Pertukaran pelajar di Amerika Serikat

Mobil Listrik Pertama dan Kapal Cepat Tak Berawak

Tahun 2017 menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan Mobil Listrik ITK. Para mahasiswa dan dosen ITK yang tergabung dalam Student Automotive Association (SAA) bekerja keras ditengah segala keterbatasan yang ada dikampus dan akhirnya menelurkan karya pretisiusnya yaitu Mobil Listrik Pertama ITK dan bernama Enggang Evo 1 dan berhasil menembus kerasnya persaingan di Kompetisi Mobil Listrik Nasional yang diadankan di Politeknik Negeri Bandung. Dan di tahun 2018 Mahasiswa ITK kembali meluncurkan mobil listrik generasi kedua yaitu Enggang Evo 2. Selain itu, disaat yang bersamaan, Tim Mahakam ITK juga meluncurkan tiga kapal cepat tak berawak yang bernama Trireme q10, Matilda dan Kavetro yang berkompetisi di Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional pada November 2018 di Politeknik Negeri Madura.


Mobil Listrik ITK Generasi Pertama (Enggang Evo 1)

Mobil Llistrik ITK Generasi ke-2 (Enggang Evo 2)

Kapal Cepat ITK Generasi 1 (2016)

Tim Mahasiswa dalam Lomba Kapal Cepat Tak Berawak (Kapal Cepat ITK generasi ke-2) 2018

Kado Mengejutkan di Penghujung 2018

Tahun 2018, ITK memasuki ulang tahun keempat sejak perguruan tinggi negeri ini diresmikan oleh Presiden SBY. Tahun ini menjadi tahun yang berat bagi seluruh civitas akademika ITK, karena tahun ini ITK harus segera mengurus Akreditasi yang baru. Untuk menghadapi hal tersebut, ITK membentuk Tim Akreditasi yang performanya “Bukan Kaleng-kaleng”. Seluruh kemampuan dari tim dan kerjasama dari prodi-prodi yang ada (tahun 2018 ITK memiliki 14 Program Studi) dikerahkan semaksimal mungkin untuk menyusun Borang Akreditasi yang tebalnya juga mengalahkan lapisan Aspal sirkuit Sentul. Hingga pada tanggal 12 Desember 2018, buah manis dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) akhirnya sampai ke ITK dengan memberikan Akreditasi B pada perguruan tinggi yang umurnya masih selevel dengan siswa TK ini. Akreditasi ini seolah menjadi Kado terbaik untuk ITK di ulang tahun ke-4nya.


Sertifikat Akreditasi ITK

Akreditasi Program Studi di ITK

Menyambut Pemimpin Baru

Selain kado akreditasi B yang berhasil diperoleh ITK, tahun 2018 juga menjadi tahun penting bagi ITK. Tahun ini merupakan tahun berakhirnya masa kepemimpinan Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA. sebagai Rektor ITK. Sebelum menyerahkan tongkat estafet kepada penerusnya, Profesor jebolan perancis ini juga turut serta dalam pelaksanaan pencarian pemimpin baru ITK. Terdapat 4 calon rector baru yang akan memimpin ITK, 3 orang dari ITS (yang salah satunya adalah Incumbent) dan 1 orang dari tetangga ITK yaitu Universitas Mulawarman (UNMUL).


Calon Rektor ITK Periode 2018-2022

Proses pemilihan terjadi cukup sengit namun mengasyikkan (seperti ujar Pasangan calon presiden Fiktif Nurhadi Aldo). Pada putaran pertama, dipilih 3 orang dengan jumlah vote terbanyak dari seluruh anggota Senat ITK. Tahap ini membuat 1 orang calon rector dari UNMUL harus pulang duluan. Selanjutnya, pada tahap 2 akan “mengadu” 3 orang calon rector untuk menjadi yang terbaik untuk memimpin ITK 4 tahun kedepan. Akhirnya, terpilihlah salah satu calon rector yang merupakan seorang Professor dari ITS yang merupakan jebolan dari Oklahoma University di Amerika Serikat. Beliau adalah Prof. Ir. Budi Santosa Purwakrtiko, PhD.


Pada tanggal 20 Desember 2018, secara resmi Prof. Budi (sapaan akrab dari Prof. Budi Santosa P., PhD) dilantik oleh Prof. H. Mohamad Nasir, PhD., Ak. selaku Menteri RistekDikti menggantikan Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA. untuk melanjutkan tongkat estafet di ITK.


Pelantikan Rektor ITK oleh Menteri RISTEKDIKTI

Penyerahan "tongkat estafet ITK" oleh Prof. Sulistijono kepada Prof. Budi Santosa

Untuk menahkodai ITK, Prof Budi didampingi dengan 2 orang wakil rector yaitu Nurul Widiastuti, S.Si., M.Si., PhD. yang menggantikan Subchan, PhD sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Dr. Muhammad Mashuri, MT. menggantikan Dr. Mohammad Muntaha, ST., MT. sebagai Wakil Rektor Bidang Non-Akademik.


Pelantikan Wakil Rektor ITK Periode 2018-2022

Diawal masa jabatan Prof. Budi, ITK memiliki 3 ribuan mahasiswa, 164 dosen, 199 lulusan dan 41 mitra kerjasama baik dalam maupun luar negeri. Sungguh ini menjadi tanggung jawab yang berat untuk mengawal “bayi ajaib” yang sudah mulai berlari semakin cepat.


Sekian dulu perkenalan kita dengan Kampus Kece yang berlokasi di Jl. Sukarno-Hatta, Km. 15 Kelurahan Karang Joang ini. Nanti, jika masih diberikan kemampuan untuk bercerita lagi, akan kita lanjutkan cerita tentang kampus teknologi baru ini.



Aerial View Kampus ITK Balikpapan

Wassalam


RBS

Taiwan, 24 Februari 2019


Jika ada yang tidak tepat dalam artikel ini, silahkan berikan kritik dan saran pada Link ini.


Kommentare


"Allah is He who created death and life to test you as to which of you is best in deed" - Qur'an, Al Mulk 67:2

06 Logo FIX RED 2.png

Yakinlah Sambatmu kelak akan mengubah dunia

@2023 Bennysukmara.com

bottom of page