top of page

Kenapa Basket Sulit Populer di Grogot?

  • Gambar penulis: R. B. Sukmara (Author)
    R. B. Sukmara (Author)
  • 6 Mar 2020
  • 4 menit membaca

Diperbarui: 6 Sep 2023


Hari ini saya akan membahas sebuah permasalah yang sampai hari ini belum terselesaikan, yaitu kenapa Basket sulit untuk popular di Tanah Grogot dan cenderung untuk mengalami “kematian”. Berbeda nasib dengan tetangganya, FUTSAL yang datangnya belakangan, tapi justru lebih mudah untuk popular.


Pembahasan ini bukan untuk membandingkan antara Basket dengan Futsal, tapi lebih kepada refleksi diri bagi kita para penikmat basket di Grogot untuk sama-sama mencari solusi dari permasalahan klasik ini.


Sebuah Stigma


Untuk memulai pembahasan, kita mulai dengan adanya sebuah stigma yang ditujukan pada olah raga ini. Stigma yang beredar adalah “basket itu olah raga yang mahal, karena harga sepatunya mahal semua”. Hmmm, apa iya ini masalah intinya?


Saya rasa stigma ini kok tidak terlalu signifikan ya. Karena saat ini harga-harga sepatu basket pun sudah banyak variasi. Memang ada yang mahal, kalau kita belinya yang seri limited edition. Tapi kan juga ada pilihan sepatu yang harganya terjangkau, misal saat ini ada sepatu basket keluaran DBL yang harganya relatif sangat murah. Pun kalau dibandingkan dengan harga sepatu futsal, hmmm. Kayanya harganya pun kurang lebih sama dan juga mahal kalau kita beli yang seri khusus. Hmm. jadi masalah ini saya rasa bukan yang utama.


Ekslusifitas


Saya justru tertuju pada alasan lain yang menurut saya sangat krusial, yaitu masalah eksklusifitas dari olah raga Basket itu sendiri. Cukup banyak rumor yang mengatakan bahwa olah raga Basket di Grogot adalah olah raga yang eksklusif, orang-orangnya ekslusif dan sulit untuk bisa bergabung dan bermain disana.


Kata ekslusif yang saya maksud disini adalah sikap tertutup yang cenderung ditunjukkan oleh para anggota komunitas penikmat basket itu sendiri. Simplenya, kita yang kurang terbuka dengan para pendatang baru, sehingga mereka merasa sungkan dan akhirnya enggan untuk bergabung.


Coba perhatikan, ada berapa orang-orang baru yang bergabung dengan komunitas basket di Grogot ? Saya yakin jumlahnya tidak terlalu signifikan. Harusnya ini bisa jadi bahan intropeksi diri dan mencoba merubah stigma tersebut.


Selain masalah eksklusifitas tadi, ada juga permasalahan kurangnya promosi dari olah raga ini. Sehingga jumlah orang yang mengenal basket cenderung terus menurun. Tidak banyak postingan di Media Sosial yang terkait aktivitas olah raga ini. Coba bandingkan dengan futsal, kalian pasti lebih sering melihat postingan IG story orang lagi main futsal bareng dibanding dengan orang main basket kan? Hayo, pada ngaku…


Kurang Promosi


Terkait hal Promosi, ada banyak cara yang bisa dilakukan, misal sekedar mengadakan “basket goes to school” yang enteng-entengan aja, sehingga proses pengenalan Basket ke generasi muda (SD dan SMP) jadi lebih mudah. Toh juga, rata-rata cukup banyak sekolah yang memiliki lapangan basket. Selain itu, kita juga bisa dengan rajin-rajin posting di Medsos terkait basket. Gampangnya kita rajin posting foto saat main basket bareng dengan maksud agar kawan-kawan kita yang orang grogot jadi lebih familiar dan tau bahwa basket grogot itu masih eksist hingga hari ini.


O ya, selain masalah promosi, ada lagi permasalahan yang cukup menghambat populernya olah raga ini. Sulit dan lambannya pertambahan jumlah club-club basket baru di Grogot. Setau saya hingga saat ini jumlah club basket di Tanah Grogot tidak lebih dari hitungan jari. Mungkin hanya ada 5 atau 6 club. Itu pun baru muncul kalau ada kompetisi. Kalau saya boleh bilang itu hanya club musiman. #eaaa


Pendirian club baru seolah menjadi sebuah dosa besar jika sang pendiri merupakan mantan anggota dari salah satu club lainnya. Harusnya, dengan munculnya club-club baru ini justru harus didukung dan diapresiasi. Karena semakin banyak jumlah klub, maka anggota akan semakin banyak, dan kompetisi pun akan semakin ramai dan lebih seru.


Kompetisi Minim


BTW, bicara masalah kompetisi. Disini saya langsung merasa miris. Boro-boro mau menang kompetisi dilevel regional, lha kompetisi local saja jarang ada. Bagaimana para pebasket dikota ini bisa berkembang, wong wadah pembuktian skillnya saja tidak ada.


Masih syukur kalau ada kompetisi setahun sekali, kadang setahun cuma bisa mangap doang dilapangan tanpa ada kompetisi. Jadi wajar, ketika ada klub atau pemain dari Grogot langsung mlempem ketika harus berkompetisi diluar Tanah Grogot. Ya..meskipun juga ada beberapa pemain yang pernah ikut kompetisi diluar Grogot ketika kuliah dan cukup berprestasi disana. Tapi bagaimana hasilnya ketika harus pulang dan ikut kompetisi dengan membawa nama Paser? Langsung mlempem juga kan. Nah, apalagi pebasket yang tidak pernah sama sekali merasakan kompetisi diluar paser, lalu tiba-tiba harus mengikuti kompetisi diluar paser. Hasilnya ya sudah pasti kita tau bersama, berangkat Macan, pulang jadi kucing ompong.


Bonus


O ya, ada satu lagi. Sebenarnya ada sedikit rasa jealous kepada cabang olahraga Futsal di kota saya tercinta ini. Yaitu, adanya sebuah kompetisi Futsal di Tanah Grogot yang menurut saya cukup luar biasa megah dan professional untuk skala Kabupaten bahkan skala provinsi. Dan yang lebih mengiris hati adalah para panitianya adalah kawan-kawan basket saya sendiri. #eaaa….


Tapi saya tidak pernah menyalahkan mereka (kawan-kawan saya) sedikitpun terkait hal ini. Jika dilihat dari kacamata profesionalisme, hal itu sangat wajar. Kenapa wajar, ya karena mereka sebagai sebuah lembaga event organizer dan mereka memang tau dimana area yang bagus untuk di garap. Nah saat ini, Futsal lah yang paling potensial untuk digarap karena animo masyarakatnya sangat besar dan sponsor suka dengan hal ini.


Lalu bagaimana dengan basket? Boro-boro bikin kompetisi yang semegah itu. Lha wong wacana kompetisi aja selalu hilang bagaikan angin kentut yang kadang disertai cepirit. Baunya cuma terasa sebentar, lalu hilang dan #ambyar seketika.


Harusnya kita bisa belajar dari kasus ini. Kenapa basket tidak bisa membuat event seperti itu? harusnya kan bisa.


Ya, kita akan bisa membuat event seperti itu kalau animo masyarakatnya bagus, pesertanya ada dan sponsornya pun ready. Tapi balik lagi pertanyaannya, apa animo masyarakat terhadap basket sudah baik ? Apa kita sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan animo masyarakat? Kalau belum ya, jangan mimpi disiang bolong dong untuk bisa punya event sebesar event Futsal tadi.


Masalah kenapa popularitas basket di Grogot ini rendah adalah masalah kita bersama. Tidak ada yang harus dikambing hitamkan. Yang ada, harusnya kita kerja bareng untuk bersama-sama meningkatkan animo masyarakat terhadap olah raga yang kita cintai ini. Sudah cukup untuk saling bergunjing antar sesama anggota komunitas. Stop bergunjing antar club, dan jangan saling menghina, lebih baik dibuktikan dalam sebuah kompetisi.


Mungkin cukup sekian pembahasannya. Dengan pembahasan ini saya berharap besar pada kepengurusan Perbasi yang baru untuk bisa segera melakukan perubahan. Diawali dengan evaluasi mengambil pelajaran dari pengalaman kepengurusan-kepengurusan sebelumnya. Yang baik dilanjutkan, yang buruk ya di delete saja ganti baru supaya basket Grogot dan Paser bisa bangkit lagi.


Dan untuk orang-orang diluar kepengurusan, ayo bantu mereka yang ada didalam kepengurusan. Jangan malah bergunjing diluar dan membuat keruh suasana perbasketan Grogot.


Stop saling bergunjing, ayo kerja bareng.


Jangan lupa Like, Subscribe dan Share artikel ini kalau kalian suka ya.

(Halah kok malah koyok Youtuber wae c@k, iki lho cuma blog tok, rasah kakean polah, wkwkwkwk)

_____


RBS, March 2020

Comments


"Allah is He who created death and life to test you as to which of you is best in deed" - Qur'an, Al Mulk 67:2

06 Logo FIX RED 2.png

Yakinlah Sambatmu kelak akan mengubah dunia

@2023 Bennysukmara.com

bottom of page