My Lovely Hometown
- R. B. Sukmara (Author)
- 3 Mei 2018
- 3 menit membaca
Diperbarui: 12 Jan 2023

Terdapat sebuah kota kecil yang damai di ujung salah satu Provinsi terkaya di Indonesia, yaitu Kalimantan Timur. Kota kecil yang dimaksud adalah kota Tanah Paser atau lebih dikenal dengan Kota Tanah Grogot. Kota dengan luas wilayah sekitar 33,58 km2.
Kota yang secara resmi berulang tahun setiap tanggal 29 Desember ini menjadi tempat tinggal dari 63.311 jiwa. Kota damai ini merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Paser yang juga sempat terkenal dengan sebutan Kota Ungu. Hal ini terjadi salah satu kepala daerah di kabupaten paser menginstruksikan untuk mengganti warna seluruh infrastruktur umum menjadi berwarna ungu. Infrastrutur yang dimaksud antara lain, median jalan, trotoar, gedung milik pemerintah, jembatan, masjid, sekolahan dan taman. Bahkan ada salah satu telaga yang diberi nama "Telaga Ungu" dan jalanan yang tepat berada disebrang telaga dikenal sebagai "Jalur Janda" oleh kalangan anak muda Tanah Grogot karena warna ungu identik dengan warna janda. Dan jalur ini menjadi semakin hits karena setiap sore akan mudah dijumpai anak-anak muda yang sedang nongkrong sambil menikmati "balapan liar" versi anak muda Grogot. (hehe)
Wisata di Tanah Grogot
Kota Tanah grogot juga memiliki beberapa ikon yang menjadi kebanggaan masyarakat, yaitu Jembatan Kandilo yang menghubungkan Kota Tanah Grogot dengan Desa Sungai Tuak (biasa disebut Grogot Seberang). Selain itu, dipusat kota terdapat lokasi-lokasi yang menarik untuk dikunjungi, seperti Masjid Agung Nurul Falah, Taman Mawar, Arena MTQ dan Jam "gadang" ala Paser yang terletak di Km. 7 dari pusat kota.
Di kota Tanah Grogot juga memiliki sebuah museum kerajaan yang dahulu menjadi cikal-bakal Kabupaten Paser, yaitu Museum Sadurengas yang terletak 4 km diselatan kota Tanah Grogot. Disana terdapat beberapa koleksi kerajaan dan peninggalan-peninggalan sejarah dari Kabupaten Paser. Koleksi yang ada natara lain, lukisan raja Sadurengas, baju adat, koin-koin kuno, perabot-perabot kuno, serta foto-foto dokumentasi Kabupaten Paser/Kota Tanah Grogot "tempo doeloe".
Di Kota Tanah Grogot juga memilik tempat yang hits dikalangan masyarakat, yaitu daerah tepian sungai Kandilo atau biasa disebut "Siring". Tempat ini menjadi andalan masyarakat, khususnya saat sore dan malam hari dan khususnya saat weekend. Disini biasanya para muda-mudi dan orang tua berkumpul, bercengkrama atau sekedar untuk menikmati sore. Banyak terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya, hal ini menambah komplit Siring mejadi tempat yang pas untuk "kongkow-kongkow bersama teman-teman.
Mulai awal tahun 2010an, kebutuhan kongkow-kongkow mulai terfasilitasi dengan baik. Semakin banyak tempat-tempat nongkrong anak muda yang buka, seperti kafe-kafe minimalis dengan fasilitas dan menu yang cukup menarik atau sekedar warung kopi atau biasa dikenal dengan istilah "angkringan". Gaya tempat nongkrong "angkringan" ala Jogja mulai berkembang karena dibawa oleh anak-anak muda Grogot yang pernah berkuliah di Jawa, khususnya di Jogja.
Kota Tanah Grogot sempat hits dan menjadi salah satu destinasi terbaik bagi wisatawan untuk melihat gerhana matahari total (total solar eclipse) pada tahun 2016. Banyak wisatawan dari berbagai daerah datang ke Tanah Grogot untuk melihat fenomena alam yang langka ini, bahkan terlihat wajah-wajah bule yang juga turut serta menikmati dan mengabadikan fenomena alam tersebut.
Menuju Kota Tanah Grogot
Untuk mencapai kota kelahiran penulis ini diperlukan waktu kurang lebih 3 - 4 jam dari Bandara Sepinggan atau Pelabuhan Semayang Balikpapan. Perjalanan dari bandara dapat dilanjutkan perjalanan laut menyebrangi teluk Balikpapan menuju Kota Penajam, perjalanan ditempuh selama +/- 15-20 menit jika menggunakan speedboat atau kapal tradisional (biasa disebut klotok), atau dengan moda Kapal Ferry dengan waktu tempuh penyebrangan sekitar 1,5 - 2 jam. Setelah sampai kota Penajam, perjalanan dilanjukan via darat selama 3 - 4 Jam perjalanan. Terdapat 3 pilihan moda transportasi, yaitu Angkot L300 (atau biasa disebut Taksi), Bus Antar Kota (dengan jadwal 4 kali sehari, pada pukul 08.00, 11.00, 13.00 dan terakhir pukul 15.00) atau dengan mobil carteran dengan biaya yang sedikit mahal (sekitar Rp. 100.000,- s/d Rp. 150.000,-).

Fasilitas Penginapan
Untuk fasilitas penginapan, terdapat beberapa alternatif yang dapat dipilih. Mulai dari hotel kelas melati hingga Hotel Bintang 4 tersedia di kota ini. Untuk anak muda yang masih berjiwa backpacker tidak perlu khawatir, karena cukup banyak penginapan yang tidak menguras kantong.
Sekian dulu cerita tentang kota kecil di ujung Kalimantan Timur, sampai ketemu di episode-episode lainnya.
RBS
Taiwan, 3 Mei 2018
ความคิดเห็น