Lahirnya Society of Petroleum Engineers Student Chapter ITS (SPE SC ITS)
- R. B. Sukmara (Author)
- 1 Mar 2020
- 14 menit membaca
Diperbarui: 9 Mar 2020

Flashback pertama kali ini saya akan menceritakan sekelumit cerita lahirnya sebuah organisasi mahasiswa yang cukup special dilingkungan ITS. Kenapa special, karena hingga akhirnya organisasi ini become famous beyond my expectation before.
Sebuah organisasi mahasiswa yang akan saya ceritakan bernama Society of Petroleum Engineers Student Chapter Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau singkatnya disebut SPE SC ITS.
Organisasi yang begitu special buat saya, karena organisasi ini saya bangun bersama teman-teman saya dengan sepenuh hati dan penuh perjuangan dan cerita. Organisasi yang dimulai dari āzeroā yang perlahan-lahan akhirnya mulai menunjukkan sinarnya.
Organisasi ini secara resmi berdiri pada tahun 2012 dan diprakarsai oleh 4 orang yang katanya Dono Pradana di channel MLI disebut āBondo Waniā. 4 orang itu adalah Dr. Widya Utama, Dhimas Satriya Wisnu Aji, Mentari R. Mukti dan saya sendiri.
Oke, kita langsung saja masuk kedalam ceritanya.
Awal Mulanya
Pada awalnya organisasi ini diinisiasi oleh Dr. Widya Utama (saya lebih akrab dengan memanggil beliau dengan nama Pak WU) yang ketika itu merupakan seorang dosen di jurusan Fisika (sekarang beliau pindah dan menjadi salah satu pendiri jurusan Teknik Geofisika ITS) dan menjadi pembimbing untuk kelopok-kelompok PKM mahasiswa ITS. Perkenalan saya dengan Pak WU tidak lepas dari urusan PKM, yang ketika itu saya dan Dhimas berada di kelompok PKM yang sama.
Seingat saya, ketika itu Pak WU sudah memiliki lisensi pembentukan SPE dan bertindak sebagai Faculty Advisor. Sebelum bicara lebih jauh, saya akan sedikit bercerita tentang lisensi pendirian SPE. Untuk memperoleh lisensi SPE tidaklah mudah, karena pada waktu itu seingat saya hanya ada 7 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki lisensi ini. Dari informasi yang saya dapatkan di website SPE.org, pengurusan ini memerlukan waktu yang panjang dan persyaratan yang kompleks. Ketika itu Pak WU pernah bercerita bahwa proses pengurusan lisensi ini juga dibantu oleh salah seorang alumni ITS yang saat itu bekerja disalah satu perusahaan minyak Schlumberger yang bernama Pak Susilo Baskoro. Ketika itu beliau adalah Country HR Manager di Schlumberger untuk Indonesia.
Singkat kata, setelah adanya lisensi dari SPE itu Dr. WU mencari mahasiswa yang berkenan untuk mendirikan organisasi mahasiswa itu. Dari cerita Dr. WU, sebenarnya tahun 2011 beliau sudah mulai merintis ini bersama beberapa mahasiswa, kebetulan saya tidak tau siapa mereka. Tapi karena organisasinya tidak berjalan baik dan terkesan menjadi terbengkalai, akhirnya Pak WU kecewa dan memutuskan untuk menutup dan mengubur kepengurusan lama yang tidak jelas tadi dan mencari mahasiswa lain untuk menjalankan organisasi SPE SC ITS ini.
Nah, saat itu karena kebetulan kami adalah mahasiswa PKM bimbingan Pak WU, maka beliau menawarkan kepada kami. Awalnya tawaran ini di bicarakan kepada Dhimas, teman kelompok PKM saya. Lalu, setelah mendapat tawaran dari Pak WU, Dhimas menawarkan dan mengajak saya untuk bergabung dan bersama-sama merintis kembali SPE. Singkat kata, tanpa terlalu banyak pertimbangan saya terima tawaran tersebut dan beberapa hari kemudian kami berdua menemui Pak Wu.
Masih dalam batas ingatan saya ketika itu, saya dan Dhimas bertemu Pak WU dijurusan Fisika. Saat itu kalau tidak salah pak WU sudah menunggu kami berdua bersama seorang mahasiswi baru (Maba) Fisika yang bernama Mentari. Saat itu Pak WU mengenalkan kami dengan Mentari dan beliau berkata āuntuk SPE, Mentari juga akan ikut dalam pembentukan SPEā. Tanpa basa basi, karena memang Pak WU merupakan orang yang tegas dan straightforward, kami bertiga diberi amanah untuk mendirikan dan menghidupkan kembali SPE. Pak WU mempersilahkan dan memberikan kami kebebasan penuh untuk menjalankan dan mengatur bagaimana proses penghidupan kembali SPE dan bagaimana rules of the game dari SPE.
Setelah dari pertemua itu, kami bertiga sepakat untuk bersama-sama bekerja merintis SPE. Setelah berkonsultasi dengan Pak WU terkait siapa yang akan menjadi ketuanya, beliau memberikan kebebasan pula kepada kami untuk memilih. Akhirnya setelah diskusi singkat dan padat, karena Dhimas yang pertama kali menerima tawaran ini dari Pak WU, maka kami sepakat untuk mengangkatnya sebagai President pertama SPE SC ITS. Saya menempati posisi sebagai Vice President pertama dan Mentari sebagai Secretary di SPE SC ITS.
Setelah 3 posisi utama dalam organisasi SPE sudah terbentuk, lalu kami menghadap kembali ke Pak WU untuk berdiskusi tentang bagaimana proses recruitment anggota pengurus lainnya. Dan seperti biasa, Pak WU selalu memberikan kebebasan kepada kami untuk menentukan skemanya.
Setelah kembali bertemu Pak WU, kami bertiga mulai bekerja dan melakukan rapat pertama. Kebetulan saya lupa dimana rapat pertama itu. Tapi yang jelas masih disekitaran kampus ITS. Saat itu kami bertiga mulai menyusun apa saja kelengkapan struktur organisasi yang diperlukan nantinya. Setelah sedikit mencari informasi dari SPE Student Chapter lain di Internet, maka terbentuklah susunan organisasi yang kami butuhkan saat itu.
Setelah susunan organisasi terbentuk, mulailah kami menyusun strategi dan kebijakan-kebijakan awal dari organisasi yang baru lahir ini.
Mencari Pasukan
Sebelum melakukan proses recruitment anggota, kami menentukan dahulu siapa saja yang boleh mendaftar sebagai anggota. Disini ada hal yang sangat menarik dimana dari kami bertiga tidak ada yang berasal dari background atau jurusan perminyakan, ya karena ITS memang tidak memiliki jurusan perminyakan juga sih. Dhimas sebagai presiden berasal dari jurusan Elektro, saya dari teknik sipil dan mentari dari Fisika MIPA. Karena hal ini, saat itu kami memutuskan untuk membuat aturan bahwa SPE boleh berasal daru jurusan apapun kecuali Desain Produk, Arsitektur dan Perencanaan Wilayah dan Kota (semoga saya tidak salah). Kenapa ada pengecualian, karena saat itu kami berfikir bahwa beberapa jurusan tadi sangat tidak memiliki korelasi atau korelasinya terlampau jauh dari bidang perminyakan. Akhirnya, aturan ini menjadi aturan resmi SPE SC ITS hingga saat ini dan menjadi SPE Student Chapter yang paling unik karena memiliki anggota yang memiliki variasi background yang besar. Sangat berbeda dari SPE student chapter lain yang cenderung terbatas. Misal saja UGM yang hanya memberbolehkan mahasiswa dari Teknik Kimia dan Teknik Geologi (seingat saya) atau ITB yang hanya dari Mahasiswa Perminyakan dan Pertambangan yang dibolehkan.
Setelah rule of the game untuk recruitment disusun dan disepakati, kami bertiga mulai membuat pengumuman dan selebaran terkait recruitment ini. Saat itu kami membuat persyaratan pendaftaran dengan harus melampirkan CV dan ada proses wawancara dari kami bertiga.
Saat itu kami juga mulai membuat akun akun media sosial untuk kebutuhan SPE, seingat saya dulu saya membuat akun facebook dan twitter untuk SPE.
Setelah proses pendaftaran berakhir, maka terkumpulah berkas-berkas pendaftar. Saya lupa, seingat saya ada lebih dari 100 pendaftar yang mengumpulkan berkas kepada kami. Setelah proses sortir dari berkas yang dikumpulkan, terpilih beberapa orang untuk lanjut ke proses selanjutnya yaitu Wawancara. Kenapa kami mengadakan proses wawancara, karena kami bertiga ingin mengetahui dan mengenal lebih jauh orang-orang yang nantinya akan menjadi keluarga baru kami di SPE. Selain dari background, prestasi dan pengalaman organisasi, kami lebih ingin mengetahui tentang bagaimana komitmen dan loyalitas mereka terhadap SPE nantinya. Hal ini penting SPE adalah organisasi yang baru berdiri dan mulai dari nol, sehingga membutuhkan dedikasi yang tinggi untuk menjalankan kepengurusan.
Setelah proses wawancara, akhirnya kami memilih 33 orang yang akan menjadi anggota keluarga baru dalam sebuah wadah keluarga besar yang bernama SPE SC ITS.
Susunan Pengurus Batch 1 SPE SC ITS (2012/2013)
Setelah melalui proses recruitment yang cukup panjang bagi kami bertiga, karena memakan waktu hampir seminggu lebih. Akhirnya ada 33 orang yang berhak menyandang keanggotaan SPE SC ITS. Dan para orang-orang yang kelak menjadi bagian sejarah dari SPE SC ITS adalah:
Faculty Advisor : Dr. Widya Utama
President : Dhimas Satriya Wisnu Aji
Vice President : Riyan Benny Sukmara
Secretary : Mentari R. Mukti
Finance Manager : Robithah Yuniati
Diputy of Fundarising : Anggun Rindang P.
Staf of Fundarising Division : Fernando Napitupulu & Yolanda Putri Yuda
Head of Profesionalism : Eden Marampa
Diputy of Event : Ferry Kurniawan
Staf of Event Division : Khoirun Nisa, Ardhana W. & Aditya Perdana P.
Diputy of Workshop : Mino Marihot
Staf of Workshop Division : Enggar Proboaji & Trendy Leo
Head of Public Relation : Heri Purnomo
Diputy of External Affair : Az Zahra Faradita Sunandi
Staf of External Affair Division : Fachrudin Efendi, M. Fauzan Aristyo & Nurcahyanti Arrifah
Head of Research and Development : Dhanu Prihatma
Diputy of Jurnalistic : Kenan Sihombing
Staf of Jurnalistic Division : Zamrozi, Geniar Wijaya & Risky Akbar
Diputy of Membership : Derry Septian T. W.
Staf of Membership Division : Erick Febriyanto, Hana Septiany Putri & Ayuning Tyas
Head of Internalization : Stefanus Rangga K.
Diputy of Internal Bonding : Ardiansyah
Staf of Internal Bonding Division : A. Nurul Firdausi & Arifta Yahya
Diputy of Human Resources : Otta Richard Bena Pinem
Staf of Human Resources Division : Maria Fransisca
Sejak terbentuknya susunan pengurus, kamipun bicara dengan Pak WU terkait dengan status legalitas kami di ITS dan juga kebutuhan kami untuk alamat secretariat. Saat itu Pak WU memberikan kami secretariat di gedung Geofisika Lt. 4 Ruang G-403 Jurusan Fisika, FMIPA. Namun akhirnya berpindah gedung Geomatika seiring terbentuknya jurusan baru yaitu teknik Geofisika. Saat itu kami diberi ruang kecil sebagai gudang perlengkapan di lantai satu dan alamat secretariat kami nebeng di secretariat jurusan Teknik Geofisika. Disini ada hal menarik dan unik, karena kami adalah organisasi mahasiswa yang berbasis profesi, maka kami tidak tau harus menginduk dimana, dan disatu sisi kami juga bersikeras untuk tidak mau berada dibawa KM ITS yang nota bene kami tidak berhubungan langsung dengan mereka. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan Pak WU, maka saat itu diputuskan bahwa SPE SC ITS berada langsung dibawah naungan jurusan Teknik Geofisika. Sebuah privilege tersendiri ketika itu.
Grand Launching SPE SC ITS
Setelah proses recruitment selesai dan susunan panitia terbentuk, maka setelah ini kami mulai menyusun AD/ART organisasi, Visi dan Misi Kepengurusan, program kerja dan yang paling penting adalah kami bersepakat bersama untuk menjadikan tanggal 10 Nopember 2011 sebagai hari lahir SPE untuk menghargai kepengurusan SPE yang lenyap tidak jelas dan menjadikan tanggal 10 Nopember 2012 adalah Hari Kebangkitan kembali SPE SC ITS dan menjadi hari resminya kami beroperasi secara penuh, serius untuk mengembangkan organisasi ini.
Sebagai gong dari bangkit kembalinya SPE ITS SC, kami mengadakan sebuah kegiatan yang akhirnya menjadi bagian dari program kerja kami yang pertama ketika itu, yaitu Grand Launching SPE SC ITS. Dalam acara tersebut kami mengundang Pak Susilo Baskoro sebagai orang yang berjasa terhadap lahirnya SPE dan Pak Ir. Agus Guntoro, M.Si., Ph.D. dari Trisakti untuk memberikan kuliah umum.



Dapat Katalis dari Tetangga
Sebagai student chapter termuda di Indonesia kala itu, jelas kami membutukan sebuah recognition dan networking untuk menunjukkan eksistensi kami dan butuh banyak informasi terkait bagaimana student chapter SPE harus bekerja. Terlebih kami sudah menyusun proker yang sangat nekat untuk sebuah student chapter yang baru berdiri. Salah satu event besar kami adalah Petrolida, yang kala itu kami nekat untuk menghelat petrolida sebagai event international. Cerita tentang Petrolida akan saya ceritakan dibawah. Saat itu kami membutuhkan sebuah katalis untuk mempercepat pertumbuhan kami, dalam kata lain kita butuh di karbit untuk segera berkembang. Tapi bukan untuk menjadi student chapter karbitan yang ecek-ecek dong. Kami memiliki mimpi yang besar untuk SPE yang langkahnya baru dimulai ketika itu.
Nah, salah satu cara untuk memperoleh katalis itu adalah dengan mengikuti event-event SPE yang diadakan oleh student chapter lain. Kebetulan pada waktu itu, kabar berdirinya student chapter ITS sudah terdengar oleh kawan-kawan di UTM, maka undangan event dari mereka pun sampai juga di kami.
Setelah undangan sampai dan melihat rincian acaranya, kami memutuskan untuk berangkat ke Malaysia. Saat itu motivasi kami adalah bukan untuk 100% mengikuti lomba, tapi lebih kepada membangun networking dengan student chapter lain dan bisa sambil belajar langsung kepada mereka. Setelah didiskusikan dengan Pak WU bahwa kita akan ke pergi ke Malaysia bukan dengan tujuan mengikuti lomba tapi lebih kepada networking, beliau dapat memahami dan mengijinkan.
Awalnya kami bingung siapa yang akan berangkat, karena ada permasalahan mendasar untuk mengikuti event ini, yaitu biaya. Bicara tentang biaya, ada tradisi unik di SPE, yaitu apabila menyelenggarakan event, maka biaya akomodasi peserta selama event akan ditanggung oleh panitia penyelenggara, kecuali biaya transportasi dari kota asal ke kota tempat event berlangsung. Nah disini timbul masalah, karena biaya untuk terbang ke Malaysia kala itu cukup besar, maka tidak banyak yang bisa ikut kesana. Karena SPE juga belum memiliki uang kas dan sponsor, maka akhirnya saya dan beberapa teman-teman pengurus berinisiatif untuk menggunakan dana pribadi. Karena saat itu Dhimas sang ketua terkendala biaya untuk ikut ke Malaysia, akhirnya saya menjadi perwakilan dia untuk terbang ke Malaysia bersama beberapa anggota lain yait Danu Prihatma, Az Zahra Faradita Sunandi (Tata), Heri Purnomo, Fauzan Aristyo dan satu anggota yang direkrut untuk menjadi pasukan Tim yang akan mengikuti lomba, yaitu Habibi Bagar.
Singkat kata, setelah merinci semua kebutuhan biaya untuk ke Malaysia, kami mulai merinci aksi yang akan kita lakukan selama di UTM. Karena saat itu saya yang didapuk sebagai penanggung jawab kontingen keberangkatan ini, maka saya coba untuk menyusun dan berdiskusi dengan tim Bonek ini. Salah satu poin penting yang kami diskusikan adalah, selama di UTM kita membagi tugas untuk saling menggali informasi dari student chapter lain bagaimana cara menghelat event, bagaimana cara berkomunikasi dengan student chapter lain, bagaimana mencari sponsor dan juga mencari pengalaman yang bisa dibawa pulang dan dikonsolidasi kepada pengurus lain nantinya. Salah satu pengalaman penting adalah pengalaman bagaimana suasan lomba dalam event SPE, yang dikemudian hari bisa membuahkan hasil dan menjadi juara. Kita tidak menarget apapun dilomba itu, kami hanya murni untuk mencari pengalaman, karena itu penting untuk kedepannya.


Ada satu strategi unik yang kita terapkan selama di UTM, yaitu selama ada acara yang mengharuskan semua student chapter berkumpul, maka kami berlima tidak boleh duduk bersama, tapi harus menyebar dan membaur dengan student chapter lain. Hal ini agar kita lebih mudah dalam mencari informasi dan sharing dengan student chapter lain. Beruntunglah panitia memberikan meja khusus untuk para presiden atau perwakilan presiden student chapter yang hadir. Saat itu, saya pun bisa berkesempatan langsung untuk sharing dengan presiden-presiden student chapter lain yang umur student chapternya lebih tua dari student chapter ITS. Saya dan teman-teman lainnya pun berusaha untuk menggali informasi selengkap-lengkapnya, dan mencari semua contact person dari perwakilan student chapter yang hadir. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan informasi ini sebagai bekal dalam pelaksanaan Petrolida yang sudah kami rencanakan dalam proker kepengurusan kami.


Setelah sekitar 5 hari disana, kami harus pulang ke Indonesia. Sebelum pulang ke Indonesia, kami memutuskan untuk extend satu hari di Singapura. Dan ternyata kami tidak sengaja bertemu dengan rombongan student chapter UGM yang juga menginap di hotel yang sama. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi keliling Singapura bersama dan terjalin komunikasi yang baik. Ketika itu ada salah satu anggota student chapter UGM yang bernama Annisa D. Utami yang mewakili presidennya yang berhalangan hadir. Saya pun sharing dengan beliau terkait SPE hingga akhirnya SPE SC ITS berkesempatan bertemu dengan Presiden SPE Dunia saat itu (Dr. Ganesh C. Thakur) yang tengah berkunjung ke Jogja. Melalui Annisa pula akhirnya kami mendapatkan undangan untuk bisa menghadiri kunjungan tersebut. Dan hingga hari ini pun saya masih bersahabat baik dengan dia, karena ternyata dia dan suaminya tinggal satu kota tempat saya kerja, yaitu di Balikpapan.



Nekat Menyelenggarakan Event International āPETROLIDAā
Setelah kembali dari acara dan memperoleh cukup banyak informasi dari UTM. Kami kembali konsentrasi untuk melaksanakan proker yang sudah disusun. Proker yang dimaksud adalah PETROLIDA. Nama Petrolida sendiri merupakan sebuah nama event yang digagas oleh salah seorang pengurus SPE SC ITS yang ketika itu mendapat amanah untuk menjadi ketua acara tersebut. Namanya adalah Danu Prihatma.
Saat itu Danu merancang acara Petrolida langsung dengan konsep international event. Awalnya kami sempat diskusi cukup a lot terkait hal ini. Tapi karena keyakinan yang cukup kuat, akhirnya kami memutuskan untuk nekat membuat event besar pertama SPE SC ITS ini berlabel International event.
Setelah acara dikonsep, lalu semua Tim mulai bekerja mempersiapkan acara, baik itu mencari gedung, pendanaan dan sponsor, serta mencari siapa pembicara yang akan diundang dan kemana saja undangan akan disebar. Berkat kenakatan kami sebelumnya untuk mengikuti event di UTM, tentu keuntungan tersendiri bagi kami, karena sebelumnya kami sudah menjalin komunikasi dengan banya student chapter disana, sehingga urusan undangan tidak terlalu jadi masalah. Undangan event petrolida kami sebar keseluruh anggota student chapter di Asia Pacific. Dengan harapan mereka bisa berpartisipasi dalam acara besar pertama ini. Namun hingga menjelang hari penutupan pendaftaran belum ada peserta yang berasal dari luar Indonesia, saat itu kami cukup panic karena acara ini terlanjur bertitel International. Hal ini bisa dimaklumi, karena seingat saya, sebulan sebelum acara Petrolida, ada acara sejenis yang diadakan oleh UI. Jadi, mungkin saja mereka juga sedang kehabisan dana untuk mengikuti event lagi.
Terkait titel internasional, lucu dong kalau titel acaranya internasional tapi tidak ada satupun peserta dari luar Indonesia. Namun untunglah, menjelang penutupan ternyata kawan kami di UTM memberi kabar bahwa mereka memastikan hadir dalam acara Petrolida. Disini kami merasa berhutang budi kepada mereka.
Setelah masalah peserta selesai dan seingat saya hampir semua student chapter di Indonesia memastikan untuk data keacara Petrolida, ada satu masalah yang cukup krusial, yaitu pendanaan. Karena kami adalah student chapter baru dan belum banyak memiliki networking dengan perusahaan-perusahaan yang related dengan oil and gas, jadi masalah dana ini menjadi cukup mengkhawatirkan.
Kami mengirimkan proposan hampir ke semua perusahaan oil & gas yang ada di Indonesia, namun hingga mendekati hari-H acara hanya beberapa perusahaan yang memberikan konfirmasi. Hingga hari-H acara, seingat saya baru sekitar 20% dari total dana yang kami butuhkan (kira-kira hanya 10 juta). Tapi, show must go on, apapun yang terjadi kita harus tetap menyelenggarakan acara ini. Seperti khas gaya arek ITS, urusan pusing dipikir keri.
Acara berlangsung selama 2 hari. Mulai dari pembukaan hingga beberapa kompetisi sudah mulai berlangsung. Semua acara berjalan relatif lancer meskipun ada beberapa hal kecil yang menjadi kendala. Disaat itu kami juga masih menanti dan berharap konfirmasi lain dari calon-calon sponsor, karena hadiah akan diberikan diakhir acara. Hari pertama berlalu dan belum ada pihak perusahaan yang memberikan konfirmasi lagi terkait kepastian sponsorship. Harap-harap cemas pun menjadi penutup hari itu.
Karena saya ketika itu menjadi Penanggung Jawab acara, otomatis saya harus bertanggung jawab atas kelancaran acara ini secara penuh. Saya, Danu dan beberapa coordinator acara pun berdiskusi tentang bagaimana untuk keberlangsungan acara hari kedua, terutama masalah hadiah. Dalam diskusi yang cukup alot, sempat muncul opsi untuk menurunkan nominal hadiah sesuai dengan kemampuan finansial Tim panitia saat itu. Namun, setelah perdebatan panjang, akhirnya opsi penurunan nominal hadiah tidak digunakan atas dasar untuk menjaga integritas dan image SPE SC ITS kepada student chapter lainnya. Karena opsi kami memilih opsi tetap mempertahankan nominal hadiah, namun dana belum ada yang masuk ketika itu. Kami membuat rencana yang cukup nekat, dengan membuat rencana memberikan uang hadiah dengan cara menyusul setelah event berakhir, dengan harapan ada sponsor yang akhirnya mau mendanai. Akhirnya rencana tersebut disepakati dan akan di laksanakan esok hari setelah acara penutupan.
Petrolida hari kedua pun dimulai. Semua berjalan lancer sesuai rencana. Namun tetap, kami masih begitu berharap ada konfirmasi dari calon sponsor. Dan akhirnya, kekhawatiran kami pun terjawab. Seingat saya waktu itu sekitar jam 10an pagi, ada salah satu anggota panitia yang memberitahukan bahwa ada salah satu perusahaan (seingat saya kalau tidak salah Pertamina) yang akhirnya mengkonfirmasi mau memberikan dana sponsorship. Saya lupa berapa nominal dana yang diberikan, yang jelas dengan dana itu semua kebutuhan finansial kami dapat terpenuhi, termasuk alokasi dana untuk hadiah. Namun, dana tersebut baru akan ditransfer keesokan hari. Sehingga plan memberikan hadiah pada hari setelah event tetap dilaksanakan.

Saat itu saya cukup penasaran, kenapa tiba-tiba ada perusahaan yang mau mensponsori kegiatan kami. Usut punya usut, ternyata kabar tentang cukup suksesnya acara Petrolida akhirnya terdengar ke pihak mereka. Dan saya menyakini bahwa mungkin hal ini tidak lepas dari informasi yang diberikan oleh perwakilan dari SPE Java Section yang saat itu hadir dalam acara pembukaan. Dan akhirnya informasi suskesnya acara pembukaan di Petrolida sampai ke perusahaan tersebut dan perusahaan tersebut akhirnya mau memberikan dana sponsorship kepada kami. Terlepas bahwa ini benar atau tidak, seingat saya kejadiannya seperti itu. Mungkin jika ada pembaca yang mengetahui detainya bisa segera memberitahukan kepada saya.
Singkat kata, acara Petrolida pun cukup sukses. Event Field trip yang include didalamnya pun juga terlaksana dengan baik. Saat itu kita melakukan filedtrip ke area Lumpur Panas Sidoarjo dan ditututp dengan kunjungan ke Tugu Pahlawan. Dan saat itu, berakhirlah acara besar pertama kami. Dan saya sangat mengapresiasi seluruh tim yang bekerja sangat keras untuk terselenggaraanya event ini.

Berakhirnya masa bakti Batch 1
Setelah berakhirnya seluruh proker dari kepengurusan pertama, maka saat itu juga masa bakti kami akan segera berakhir. Seperti biasa, sebelum berakhirnya masa bakti kepengurusan, maka kami harus mencari para suksesor kami untuk kepengurusan selanjutnya. Nah, untuk mencari calon presiden baru, kami mengadakan seleksi untuk calon ketua baru. Untuk memastikan bahwa SPE SC ITS untuk tetap berada dalam trek yang sama seperti awalnya, maka sebagai pengganggas SPE SC ITS, Dhimas dan saya sepakat untuk membentuk panitia seleksi. Seingat saya waktu itu panitiannya adalah Dhimas, saya, Mentari dan Heri Purnomo (mohon maaf jika ada nama yang kelupaan).
Setelah merumuskan tahapan seleksi dan membuka pendaftaran calon presiden baru, maka diperoleh 3 nama yang akan menjadi penerus kami, kalau tidak salah waktu itu adalah Danu Prihatma, Kenan Sihombing dan Az Zahra Faradita Sunandi. Setelah putaran pentama, maka tinggal Danu dan Kenan yang akan bersaing menjadi presiden SPE SC ITS selanjutnya. Setelah proses musyawarah dan kahinya menjadi sebuah Voting, maka keluarlah nama Kenan Sihombing yang akan menjadi presiden untuk periode selanjutnya.
Setelah didapat nama presiden baru, maka persiapan untuk acara serah terima jabatan pun direncanakan. Saya lupa tanggal berapa kami melakukan serah terima jabatan kepada kepengurusan yang baru. Yang jelas, saat itu kami merasa puas dan lega, karena proses membinadi organisasi SPE SC ITS ini berjalan lancer dan sudah waktunya kami untuk memberikan tongkat estafet kepada kepengurusan selanjutnya.
Dan berakhirlah masa-masa perjuangan awal SPE SC ITS. Dan Kenan Sihombing menjadi nahkoda selanjutnya, dan kalau tidak salah Az Zahra Faradita Sunandi yang menggantikan saya menduduki posisi Vice President untuk periode 2013/2014.
Setelah masa bakti selesai, 2 dari 4 pemrakarsa SPE SC ITS harus undur diri karena lulus dari ITS (Dhimas dan saya). 2 orang lagi tetap menjadi bagian dari SPE SC ITS. Pak WU tetap menjadi faculty advisor dan Mentari R. Mukti juga tetap berada dalam kepengurusan SPE SC ITS hingga dia lulus dari ITS.

Bonus.
O ya, ada yang kelupaan dari cerita lahirnya SPE SC ITS. Karena saat itu Jurusan Teknik Geofisika (TG) baru terbentuk dan kebetulan Pak WU menjadi salah satu pimpinan dijurusan itu. Beliau meminta pasukan dari SPE SC ITS untuk membantunya untuk turut serta dalam proses pengkaderan mahasiswa baru TG (Angkatan 1). Saat itu kami diminta untuk melakukan presentas dan pengenalan tentang SPE SC ITS kepada para mahasiswa baru tersebut. Semenjak saat itu, banyak dari mahasiswa TG yang menjadi anggota di SPE SC ITS.
Jadi sebenarnya, sejarah dari TG ITS memiliki hubungan erat dengan SPE SC ITS. Terlebih organisasi ini berada langsung dibawah prodi TG ITS. Semoga hubungan ini dapat tetap berlangsung harmonis seperti layaknya saudara kandung, karena lahir dari tangan yang sama yaitu Pak WU.
____
Okay, cukup sekian dulu cerita tentang lahirnya Organisasi Mahasiswa SPE SC ITS. Tulisan ini saya dedikasikan kepada semua anggota dan pengurus SPE SC ITS Batch 1. Terima kasih atas kerjasamanya kala itu, sehingga SPE SC ITS dapat berkembang dan maju seperti sekarang ini.
Tulisan ini juga saya maksudkan sebagai pengingat seluruh anggota Batch 1, bahwa tahun 2022 adalah ulang tahun 1 dekade kepengurusan pertama SPE SC ITS. Ga pengen reunion ta rek ? Ayo kumpul-kumpul maneh, ojok lali anak karo bojone digowo. Neg sing urung rabi, engko diewangi golek bojo sisan pas reunian.
Kapan Reunian Rek!
Salam #sobatsambat
Jangan lupa Like, Subscribe dan Share artikel ini kalau kalian suka ya.
(Halah kok malah koyok Youtuber wae c@k, iki lho cuma blog tok, rasah kakean polah, wkwkwkwk)
_____
RBS, Feb 2020
Comentarios