Refleksi 2022 : Dapat Amanah lagi dari Allah SWT
- R. B. Sukmara (Author)
- 2 Jan 2023
- 4 menit membaca
Diperbarui: 10 Jan 2023

Sore hari pada 31 Maret 2022, saya, istri, anak dan ibu mertua saya pergi kedokter kandungan untuk mengecek kondisi kandungan istri yang memang sudah memasuki masa melahirkan. Karena istri masih yakin dan mau berusaha untuk mencoba lahiran normal, kami pun pergi kedokter kandungan lain selain dokter kandungan langganan kami untuk mencari opsi alternatif, karena dokter langganan kami (sebut saja Dokter A) sudah memutuskan bahwa istri saya harus operasi sesar karena memang sudah lewat dari waktu HPL (hari perkiraan lahir).
Setelah perjalanan membelah kota Tepian Samarinda, sampailah kami ke lokasi praktek dokter disalah satu rumah sakit swasta (sebut saja Dokter B). Sampai sana kami harus menganteri sebentar, dan tak lama nama istri saya pun dipanggil untuk masuk keruang pemeriksaan. Begitu masuk keruang pemeriksaan, kalua tidak salah dokter langsung berkomentar, āwah sudah besar sekali kandungannyaā, mungkin sudah tau bahwa memang kandungan ini sudah waktunya lahiran. Begitu dilakukan pemeriksaan, dan benar, dokter pun langsung menyarankan untuk segera melakukan persalinan dan memberikan penjelasan kepada istri bahwa bayinya besar dan kemungkinan untuk melakukan persalinan secara normal sangat kecil.
Sepulang dari dokter B kami langsung menuju ke tempat prakter dokter A bahwa malam ini kami akan masuk Rumah Sakin dan persiapan untuk persalinan. Setelah dari tempat praktek dokter A, kamu pun langsung pulang kerumah untuk bersiap dan mengambil beberapa barang untuk dibawa kerumah sakit. Malam itu, sekitar jam 9 malam, kami berangkat menuju salah satu rumah sakit swasta di Samarinda. Karena pertimbangan keamanan, kami tidak mengajak anak pertama kami ke Rumah sakit malam itu dan meninggalkannya dirumah bersama kakek dan neneknya dan menyusul keesokan harinya saja.
Diperjalanan sebenarnya saya sedikit gugup dan panik, karena ini adalah pengalaman pertama saya mengantar dan mendampingi istri lahiran. Pengalaman pertama karena saat lahiran anak pertama saya, saya masih berada di Taiwan dan tidak bisa mendampingi proses lahirannya.
Karena pengalaman pertama dan saya awam dengan dunia dan urusan rumah sakit, saya pun bingung harus kemana dan sapa saja yang diurus. Istripun memberitahu saya, apa saja yang harus diurus dan apa saja proses yang harus dijalani.
Sesampai dirumah sakit, kami pun langsung menju UGD untuk dilakukan pemeriksaan awal. Setelah kurang lebih 2 jam di UGD, kami pun dipindah untuk masuk ke ruang kamar rawat inap. Selain itu, kami pun mendapat kabar bahwa proses persalinan akan dilaksanakan besok pagi sekitar pukul 6 pagi.

Sesampainya di ruang rawat inap, istri saya suruh untuk istirahat agar pada saat persalinan besok kondisinya fit. Saya pun juga, sambal kelesotan dilantai, saya pun juga tertidir-tidur ayam, karena memang tidak bisa nyenyak untuk tidur.
Paginya sekitar baāda subuh, kamipun diberitahu oleh suster untuk segera bersiap karena akan dibawa menuju keruang persalinan. Setelah beberapa saat, susterpun kembali dating untuk membawa kami keruang persalinan. Saya mendorong ranjang tempat istri saya berbaring menuju ke ruang persalinan. Perasaan senang dan gugup bercampur, karena jujur saya tidak ada bayangan bagaimana dan akan seperti apa operasi sesar itu. Setelah beberapa menit sampailah kami diruang persalinan. Ternyata disana sudah ada pasien lain yang juga akan melahirkan. Tak lama berselang, akhirnya dokter kandungan yang akan melakukan operasi sesar pun datang. Ternyata, saya tidak diperbolehkan masuk ke ruang operasi dan diminta untuk menunggu didepan ruangan saja.
Perasaan was-was menunggu bercampur dengan rasa khawatir menghampiri saya selama menunggu proses operasi. Tak sampai satu jam, mungkin sekitar 40 menit-an, terdengarlah suara anak bayi menangis.
Dan tepat tanggal 1 April 2022, lahirnya anak kedua saya yang ditandai dengan suara tangisan yang kencang layaknya rocker yang sedang screaming. Perasaan saya akhirnya lega, anak saya sudah lahir dan kondisi istri juga cukup baik setelah operasi. Hanya perlu menunggu beberapa jam untuk bisa kembali keruang rawat inap. Tak lama kemudian saya dipanggil oleh dokter anak yang menangani paska persalinan untuk melihat anak saya dan memastikan kondisinya.
Ketika saya masuk keruangan bayi, saya agak senang dan sedikit kaget, ternyata anak saya besar sekali. Baru lahir tapi besarnya seperti bayi umur 1 atau 2 bulan. Rasa haru dan Bahagia bercampur melihat anak kedua saya untuk pertama kalinya. Setelah melihat kondisinya dan memastikan semuanya baik-baik saja, saya pun diberi kesempatan untuk mengadzani anak saya.

Terhitung mulai hari ini, saya resmi mendapat Amanah baru dari Allah SWT dan resmi menjadi bapak-bapak anak dua. Si Sulung El Haydar pun resmi menyandang status baru sebagai kakak dan punya kewajiban baru untuk kelak menjadi contoh dan panutan bagi adeknya yang baru lahir ini.
Tak lama berselang, orang tua saya dan mertua saya beserta si Sulung El Haydar tiba dirumah sakit. Saya melihat Si Abang begitu senang dan tidak sabar untuk bisa ketemu adeknya.

Dengan hadirnya anak kedua kami yang kami beri nama Gyanav Albirru Eldianegara ini maka bertambah pula Amanah dan tanggung jawab kami untuk bisa membesarkan dan mendidik mereka dengan baik. Semoga saya dan istri diberikan kekuatan, kesabaran dan kelimpahan rejeki untuk menghidupi anak-anak kami dan mereka pun bisa menjadi anak yang kelak berbakti kepada orang tuanya. Terima kasih untuk kakek, nenek, eyang kung, eyang ti, om dan tante dan semua yang membantu kami dan mendoaāakan kami.
Akhir kata, begitulah sekelumit cerita lahiran anak kedua kami.
____
Jangan lupa Like & Share artikel ini kalau kalian suka.
_____
RBS, January 2023
Comments