top of page

S3? Doctor? PhD? Apa itu?

  • Gambar penulis: R. B. Sukmara (Author)
    R. B. Sukmara (Author)
  • 4 Feb 2020
  • 4 menit membaca

Diperbarui: 12 Jan 2023


Disaat sedang budrek-budreknya menjalani proses studi, disaat bingung riset mau diapain, saya sering mengisinya dengan sekedar berselancar di wadah paling hits dikalangan Mahasiswa dan pelajar. Ya, dimana lagi kalau bukan Mbah Google yang begitu cerdas itu, heu..heu.. Tempat yang menyediakan informasi apapun yang kamu butuhkan kecuali tanggal kematianmu. (atau jangan-jangan sekarang udah ada? waduh)


Ya, disaat sedang asik berselancar ala surfer professional (lah emang lagi dibali cuy?), tiba-tiba terlintas dipikiran saya, sebenernya seperti apa sih kualifikasi seorang doktor itu? Seluarbiasa apa sih keilmuan seorang lulusan S3 hingga begitu bergengsinya level pendidikan ini. Dan sekarang banyak orang yang khususnya di Indonesia, yang baru menjelang lulus master (belum lulus lho ya), ketika ditanya setelah lulus ini mau ngapain, dengan ringan menjawab "mau lanjut S3". Wow..


Memang tidak ada salahnya berkeinginan, namun tetap perlu pertimbangan dan paling tidak tau apa sih pendidikan S3 itu. Dan yang lebih penting, se-urgent apa pendidikan S3 diperlukan untuk menunjang karirmu? Apa memang butuh atau hanya untuk memenuhi keinginan pribadi saja, atau emang passion untuk pendidikan.


Nah, disaat mencari tau tentang itu. Saya menemukan sebuah penjelasan menarik tentang apa itu PhD (S3) dari seorang Professor di bidang Internal Medicine and Computer Science, Universitas Alabama di Birmingham. Nama Professor itu adalah Matthew Might atau lebih dikenal dengan nama Matt Might (Google Scholar). Beliau coba memberikan penjelasan yang sangat sederhana dan mudah dipahami, khususnya untuk para mahasiswa baru jenjang S3 (PhD) atau para lulusan master yang berencana untuk melanjutkan studi ke jenjang ini. Dalam sebuah artikel tersebut, beliau mengungkapkan bahwa sangat sulit untuk mendeskripsikan apa itu PhD dengan kata-kata. Sehingga, beliau coba untuk menjelaskan melalui sebuah ilustrasi.


So, what is PhD?

Beliau mengilustrasikan pengetahuan manusia adalah sebuah lingkaran. Lalu, lingkaran itu mulai terisi sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh oleh manusia tersebut. Lingkaran tadi semakin lama semakin membesar. Namun pada suatu saat dia kan mengeluarkan tonjolan kearah tertentu, dan inilah yang nanti akan mengarak ke spesialisasi dari manusia tersebut.


Okay, kita langsung saja ke ilustrasi yang diberikan oleh Prof. Matthew. Disini saya menambahkan sedikit improvisasi dari penjelasan beliau yang memang sangat ringkas dan hanya gambar.


Pertama, pengetahuan manusia (human knowledge) digambarkan sebagai sebuah lingkaran kosong.

Pengetahuan Manusia (Lingkaran dasar)

Lalu, ketika kalian sudah lulus dari pendidikan dasar, maka lingkaran tersebut mulai terisi.


Pengetahuan manusia setelah lulus pendidikan menengah

Setelah itu kalian melanjutkan pendidikan ke level pendidikan menengah. Disitu, pengetahuan anda bertambah luas lagi. Anda mulai mengenal ilmu-ilmu baru selain matematika dan bahasa. Ada ilmu-ilmu alam yang mulai muncul disana.


Pengetahuan setelah menempuh pendidikan menengah

Setelah menikmati indahnya masa putih abu-abu dan coret-coret seragam ketika lulus. Kalian akan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi (atau biasa disebut Higher Education). Baik itu dilevel Diploma 1, 2, atau 3 (Associate Degree) dan dilevel Diploma IV yang setara dengan Strata Satu (Bachelor Degree). Disini pengetahuan kalian semakin bertambah dan mulai memiliki spesialisasi pada bidang tertentu. Misalnya Teknik Sipil, Kedokteran, Pertanian, Psikologi ataupun bidang lainnya. Dalam ilustrasi Prof. Matthew, digambarkan sebagai sebuah tonjolan.


Dijenjang ini, spesialisasi mulai terlihat.

Setelah puas dan merasakan namanya wisuda pertama kali, ada sebagian orang yang memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu Magister (Master Degree). Dilevel ini, kalian akan belajar lebih spesifik ke bidang tertentu. Misal seperti saya, yang awalnya belajar di teknik sipil umum yang biasanya memiliki 5 - 6 bidang, maka dijenjang master saya hanya akan konsentrasi disalah satu bidang (misal bidang hidroteknik). Juga seperti Kedokteran, yang awalnya dokter umum, naik ke level dokter spesialis. Prof. Matthew mengilustrasikan seperti tonjolan yang semakin membesar dan mengerucut.


Pengetahuan setelah lulus Magister

Setelah itu, kalian melakukan pendalaman pengetahuan dengan mulai membaca artikel-artikel ilmiah atau menggunakannya dalam dunia praktisi. Diproses ini, tonjolan akan semakin meruncing dan membawa anda pada ujung pengetahuan manusia (edge of human knowledge). Disinilah fase awal kalian sebagai penyandang status baru sebagai Mahasiswa Doktoral.


Membaca artikel ilmiah, membawa anda kepada ujung pengetahuan manusia.

Hingga pada saat kalian berada pada ujung pengetahuan manusia, yang mana pengetahuan dan keilmuan kalian akan semakin mengerucut. Kalian akan fokus pada titik atau hal tersebut.


Disaat sudah berada ditepi batas itu, kalian mencoba untuk terus menerobos batas tersebut. Anda menghabiskan waktu beberapat tahun untuk terus mencoba menembus batas tersebut. Mulai dari melakukan review artikel, menyelesaikan kridit kuliah (jika menggunakan system Course Works) menyelesaikan ujian kualifikasi (Qualification Exam), mengikuti konferensi, pertemuan ilmiah dan menulis artikel untuk diterbitkan di jurnal ilmiah. Kegiatan ini terus berlanjut hingga suatu saat akhirnya batas itu memberikan jalannya untuk kalian tembus menjadi sebuan benjolan di lingkaran pengetahuan manusia tadi (lingkaran dasar).


Akhirnya menembus batas

Setelah berjuang dan berusaha selama beberapa tahun. Jumlah tahunnya pun bervariasi adanya 2 tahun (it's so amazing), ada yang 3 - 5 tahun (waktu normal untuk menyelesaikan pendidikan doktoral, durasi tergantung dinegara mana anda bersekolah), namun ada juga yang sampai 7 bahkan 10 tahun (it's okay bro, at least you finish your PhD and you are prove that you graduated, Jiayou!!). Dititik ini, tentu anda akan terlihat sangat berbeda. Kalian sudah bergabung grup yang ekslusif (welcome to the club, bro).


Untuk saat ini, secara kasar terdapat sekitar setidaknya 15 juta orang yang memiliki gelar doktor atau perbandingannya setara dengan 1:500 orang didunia memiliki gelar doktor (jika dilihat dari perbandingan kasar GDPnya, by). Namun secara spesifik untu setiap negara tentu berbeda beda, misal saja untuk Amerika Serikat, Biro Sensus Amerika Serikat menyebukan bahwa jumlah doktor disana sekitar 4,5% dari total penduduknya.


Sedangkan untuk Indonesia, jumlah orang dengan level pendidikan S3 ada sekitar 31.000 orang, atau perbandingannya setara dengan setiap 1 juta orang di Indonesia terdapat 143 orang yang memiliki level pendidikan doktor. (Sumber).


Berikut jumlah pemegang ijazah S3 di seluruh dunia yang dipublikasikan oleh World Economic Forum.


Setelah lulus, jangan lupa dengan lingkaran dasar

Wow... sungguh luar biasa ternyata. Kalian mausk dalam kategori limited person didunia. Tapi kita kembali ke penjelasan dari Prof. Matthew bahwa setelah memperoleh gelar doktor atau PhD jangan lupa untuk melihat kembali lingkaran besar dari pengetahuan manusia. Perhatikan dititik mana tonjolan itu dari lingkaran besar itu.


Posisi kalian sebagai pemegang gelar Doktor

Ternyata, setelah kita lulus dari pendidikan yang luar biasa ini, kita hanyalah sebuah benjolan kecil dari pengetahuan manusia. Maksudnya, janganlah untuk sombong dan jumawa terlebih merasa untuk paling pintar sendiri. Tetaplah untuk rendah hati dan terus berusaha untuk membuat benjolan tadi semakin besar.


Saya pernah mendengar dari seseorang, saya lupa siapa namanya (apakah dia dosen saya atau pembicara disuatu forum). Orang ini mengatakan bahwa lulus dari pendidikan doktor bukanlah garis finish, tapi ini adalah garis awal kalian sebagai seorang akademisi atau praktisi yang lebih profesional. Jika diibaratkan, Ijazah S3 itu hanyalah sebuah lisensi atau SIM bahwa kalian sudah berhak untuk melakukan penelitian secara mandiri.


Okay cukup sekian penjabaran yang bisa saya lalukan. Pada artikel ini saya mengacu pada gambar-gambar lingkaran pengetahuan manusia yang dibuat oleh Professor Matthew Might dengan memberikan sedikit bumbu improvisasi tulisan dan merelated-kan pada kondisi di Indonesia.


Thank You Prof. Matthew Might. If you want to know more about him, please visit his Twitter account @mattmight or his professional site.

Professor Matthew Might

RBS, Feb 2020

Comentarios


"Allah is He who created death and life to test you as to which of you is best in deed" - Qur'an, Al Mulk 67:2

06 Logo FIX RED 2.png

Yakinlah Sambatmu kelak akan mengubah dunia

@2023 Bennysukmara.com

bottom of page