top of page

Survey Mahasiswa PhD (S3) se-Dunia mengungkapkan adanya perundungan dan diskriminasi

  • Gambar penulis: R. B. Sukmara (Author)
    R. B. Sukmara (Author)
  • 23 Jan 2020
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 12 Jan 2023


Sebuah survei terbaru (diselesaikan pada 9 juli 2019 dan dirilis pada 13 November 2019) yang diselenggarakan oleh sebuah jurnal NATURE bersama dengan sebuah institusi riset pasar pendidikan di Inggris bernama Shift Learning. Survei yang melibatkan 6300 mahasiswa doktoral (dari total respon sebanyak 14260 respon) di seluruh dunia menunjukkan sebagian besar dari mereka harus puas dengan pengalaman proses perkuliahan mereka, namun ada beberapa masalah yang disoroti, dimana mempengaruhi kesejahteraan mereka, diantaranya jam-kerja, pendanaan dan intimidasi.


Survey yang mencakup 56 pertanyaan ini memberikan gambaran tentang tantangan dan kekhawatiran yang terjadi pada mahasiswa doktoral di seluruh dunia. Hasil menunjukkan bahwa 3/4 dari para mahasiswa senang dengan keputusan mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang S-3 dan sekitar 71% bahagia secara umum.


Namun, sebanyak 21% dari mereka ketika mengawali studi, mereka telah dibully, pertama oleh pembimbing mereka, sesama mahasiswa dan staf riset. Temuan dari kualitatif analisis menunjukkan bahwa proses perundungan terjadi dalam beberapa bentuk seperti prilaku yang agresif, dimana mereka diminta untuk bekerja diluar ranah kerja mereka atau terlalu kritis (overly critical).


Selain itu, pertanyaan lainnya, ditemukan fakta bahwa mahasiswa khawatir dengan ketidakpastian prospek karir mereka, keseimbangan kehidupan kerja dan pendanaan riset menjadi sangat penting.


Berikut beberapa temuan penting dari hasil survei :

  • Sebanyak 21% dari responden melaporkan bahwa mereka pernah mengalami perundungan, dan pelaku utamanya adalah pembimbing mereka, mahasiswa lain atau staf riset.

  • Diskriminasi atau pelecehan terjadi pada 21% responden selama menempuh studi doctoral mereka

  • 36% dari responden perlu mencari bantuan untuk menangani kecemasan atau depresi yang mereka alami karena proses studi mereka

  • 27% responden melaporkan bahwa mereka menghabiskan waktu sebanyak 41-50 jam per minggu untuk studi mereka, dan seperempatnya mengatakan hingga 51-60 jam per minggu.


Kurang dari 50 persen dari responden melaporkan adanya budaya jam kerja yang panjang di kampus mereka dan hampir 20% dari responden mengatakan bahwa mereka perlu pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka selama berkuliah.


David Payne (Manajer Editor di Springer Nature) mengatakan bahwa ā€œbanyak orang yang beranggapan bahwa segitu seseorang mendaftarkan diri pada program doktoral, mereka sudah siap sepenuhnya, namun terkadang kenyataannya bisa sangat berbeda. Proses survei seperti yang dilakukan oleh Springer Nature memungkinkan untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dan dapat menjadi bahan evaluasi untuk kampus dalam mempertimbangkan kebutuhan mahasiswanya. Kami cukup puas dengan survei tahun ini. ini merupakan survei ke-lima dalam satu dekade, dimana pertanyaan penting juga mencakup kesehatan mental dan kesejahteraan. Kami berharap hasil survei ini dapat menjadi pedoman bagi pengambil keputusan di universitas-universitas dan juga untuk para calon mahasiswa dan para mahasiswa aktifā€.


Berikut lampiran dari hasil survei tersebut (diolah dan diterjemahkan bebas oleh penulis)

Dokumen asli hasil survei, silahkan lihat detainya disini.


RBS, Januari 2019



Sumber:





Opmerkingen


"Allah is He who created death and life to test you as to which of you is best in deed" - Qur'an, Al Mulk 67:2

06 Logo FIX RED 2.png

Yakinlah Sambatmu kelak akan mengubah dunia

@2023 Bennysukmara.com

bottom of page